POLEWALI RADAR SULBAR — Vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak yang gencar dilakukan Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Polewali Mandar di seluruh kecamatan antusias para peternak. Tingginya animo masyarakat untuk melakukan vaksinasi sapi mereka membuat stok vaksin yang tersedia tidak mencukupi untuk mencover seluruh kebutuhan vaksin di Polman. Sebab Distanpan hanya memiliki persediaan vaskin 500 dosis.
Tetapi melihat animo peternak untuk divaksin ternaknya maka Kementerian Pertanian (Kementan) RI menambah jatah vaksin PMK untuk Polman sebanyak 2.000 dosis.
“Sebelumnya, Polman hanya menerima 500 dosis vaksin pada awal Januari 2025. Namun, jumlah tersebut tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan peternak yang khawatir ternaknya tertular PMK. Kami akan menerima tambahan 2.000 dosis vaksin dari Kementerian Pertanian pada Februari 2025. Tambahan ini sangat dibutuhkan karena tingginya permintaan vaksinasi dari peternak,” ujar Kepala UPTD Puskeswan Polman Isnaniah Bagenda, Minggu 19 Januari.
Sejak akhir Desember 2024, enam ekor sapi di Kecamatan Tinambung dinyatakan positif PMK berdasarkan hasil laboratorium dari Balai Veteriner Maros. Untuk mencegah penyebaran lebih luas, Dinas Pertanian dan Pangan Polman telah melakukan langkah-langkah.
Pertama, vaksinasi serentak yang dilaksanakan di 16 kecamatan dengan prioritas utama di Kecamatan Tinambung. Kedua, pengobatan massal dan disinfeksi. Dilakukan pada wilayah yang terdampak. Ketiga, edukasi masyarakat, yaitu memberikan informasi tentang cara mencegah penularan PMK.
“Sejak kasus pertama ditemukan, kami telah melokalisasi wilayah terdampak dan melakukan pengobatan massal. Disinfeksi dan edukasi masyarakat juga terus dilakukan agar PMK tidak menyebar ke kecamatan lain,” tambah Isnaniah.
Peternak di Polman mengaku resah sejak PMK mulai mewabah. Kekhawatiran akan penularan membuat mereka berbondong-bondong meminta vaksinasi untuk ternaknya.
“Peternak sangat antusias untuk melakukan vaksinasi karena mereka takut sapinya tertular PMK. Namun, stok vaksin yang terbatas menjadi kendala utama,” ungkap Isnaniah.
Dengan tambahan 2.000 dosis vaksin dari Kementan, diharapkan seluruh ternak di Polman dapat divaksinasi untuk mencegah penyebaran PMK lebih lanjut. Langkah ini juga menjadi bagian dari komitmen pemerintah dalam menjaga kesehatan hewan ternak dan mendukung keberlanjutan peternakan di Indonesia.
Terpisah Kepala Distanpan Polman Andi Affandi Rahman menambahkan pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak Kementan RI untuk melakukan penambahan jumlah stok vaksin PMK agar kebutuhan vaksinasi PMK bisa terpenuhi.
“Distanpan Polman telah mengusulkan tambahan vaksin ke Kementerian Pertanian agar kebutuhan vaksin bisa tercukupi,” kata Andi Affandi menegaskan.
Vaksinasi ini akan serentak digelar di 16 wilayah kecamatan di Polman, namun akan memprioritaskan beberapa wilayah kecamatan seperti Tinambung, Wonomulyo, Anreapi, Polewali, Binuang, dan lalu menyusul wilayah kecamatan lainnya.
Wilayah kecamatan Tinambung menjadi prioritas utama karena wilayah ini menjadi zona pertama yang ditemukan adanya enam ekor sapi yang positif terjangkit PMK. Distanpan menemukan sebanyak enam ekor sapi di Desa Tandung, Kecamatan Tinambung, positif terjangkit penyakit mulut dan kuku.
Hal ini diketahui setelah tim kesehatan hewan Polman menerima hasil pemeriksaan dari laboratorium veteriner Maros yang menunjukkan sampel darah dari enam ekor sapi yang dikirim tersebut hasilnya positif PMK. Untuk mencegah penyebaran PMK, tim kesehatan dari Distanpan Polman kemudian bergerak turun ke lapangan untuk melakukan vaksinasi terhadap ternak sapi yang positif terjangkit PMK tersebut. Langkah ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit PMK di wilayah ini agar tidak meluas ke wilayah lainnya yang ada di Polman. (mkb)