Ratusan ‘Emak-emak’ Dapat Edukasi tentang Rupiah

  • Bagikan
EDUKASI. Salah seorang pegawai BI Sulbar melakukan edukasi terkait ciri-ciri keaslian Rupiah di Ballroom Grand Maleo Hotel & Convention Mamuju, Senin 13 Januari 2025. (Irfan Fadhil/Radar Sulbar)

MAMUJU, RADAR SULBAR – Guna senantiasa melindungi Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sulbar mengajak masyarakat bersama-sama menjaga keaslian Rupiah.

Hal itu diwujudkan BI dengan menggelar edukasi terkait ciri-ciri keaslian uang rupiah disertakan dengan sosialisasi penggunaan Qris, dan kebanksentralan. Kegiatan tersebut diikuti oleh ratusan ibu-ibu yang dilangsungkan di Ballroom Grand Maleo Hotel & Convention Mamuju, Senin 13 Januari.

Deputi Kepala BI Sulbar, Muchammad Romadhon menyatakan kegiatan yang dilakukan ini merupakan kewajiban BI untuk mengenalkan Rupiah kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk kepada ibu-ibu.

“Jadi ini kali pertama kita melakukan sosialisasi ke ibu-ibu, karena sebenarnya yang pegang uang itu ibu, jadi ibu memegang peran yang sangat penting ketika bertransaksi khususnya uang tunai,” kata Romadhon.

Romadhon mengungkapkan, sosialisasi yang dilakukan ini sebagai upaya agar masyarakat senantiasa terhindar dari peredaran uang palsu yang sempat membuat heboh masyarakat Sulawesi Barat.

“Sudah sejak lama, tugas BI kita sudah dilakukan edukasi ribuan kali, di tahun 2024 kami sudah lakukan sebanyak 80 kegiatan, dan ini akan kami teruskan,” ungkapnya.

Dia menilai sosialisasi Rupiah ini penting, lantaran masih terdapat banyak masyarakat yang kurang tepat dalam membedakan uang asli dan palsu. Sehingga, pihaknya bakal terus melakukan sosialisasi.

“Seperti di medsos ada yang memberikan informasi membedakan uang asli atau palsu dengan cara membelah, itu kurang tepat,” tuturnya.

Untuk itu Romadhon memberikan tiga cara mudah dalam mengenal uang rupiah tanpa menggunakan alat yaitu dengan cara 3D (Dilihat, Diraba, dan Diterawang) yang dipraktekkan langsung dalam sosialisasi tersebut. Dia menekankan kualitas uang asli tidak dapat menyerupai uang palsu.

“Uang palsu yang ditemukan di Sulsel, itu kualitasnya masih sangat rendah, sama sekali tidak menyerupai uang asli. Karena BI selalu melakukan peningkatan kualitas uang Rupiah, baik dari sisi bahan, pengaman, dan teknik cetak,” paparnya.

Dia memaparkan, di dalam uang rupiah telah terdapat 17 tanda pengaman yang telah mendapatkan penghargaan sebagai uang rupiah yang paling aman di dunia. Selain itu, dari data yang dicatat BI, uang palsu yang beredar dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Sehingga uang palsu di Indonesia tidak mengkhawatirkan baik dari sisi kuantitas maupun dari sisi kualitas.

“Seperti pecahan Rp50 ribu telah mendapatkan penghargaan sebagai uang rupiah yang paling aman di dunia, dengan 17 tanda pengaman di dalamnya, 2024 hanya ada empat lembar dari satu juta lembar yang ditemukan uang palsu,” imbuhnya.

Bila masih khawatir menggunakan pecahan Rp100 ribu dalam bertransaksi, Romadhon menyarankan untuk menggunakan Qris untuk lebih memudahkan transaksi.

“Terkait kekhawatiran masyarakat dalam bertransaksi pecahan Rp 100 ribu dapat diminimalisir dengan menggunakan Qriss,” pungkasnya.

Untuk diketahui kegiatan edukasi Rupiah tersebut dihadiri sekitar 300 ibu-ibu dari Persatuan Istri Tentara Korem 142 TATAG, Persatuan Istri Tentara Kodim 1418 Mamuju, ibu dari Jalaesinastri Mamuju, Bhayangkari BRIMOB Sulbar, Bhayangkari Polresta Mamuju, Persatuan Dharma Wanita Kabupaten Mamuju, serta Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia. (irf/sol)

  • Bagikan