POLEWALI, RADAR SULBAR – Aris Munandar (21) warga Sumberjo, Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, merupakan salah satu peserta yang telah merasakan manfaat menjadi peserta JKN. Dengan menjadi peserta JKN, Aris Munandar dapat menjalani operasi dengan tenang tanpa harus memikirkan biaya besar.
Aris harus masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Wonomulyo pada bulan Februari lalu karena kondisi badannya kurang fit sehingga tertatih bahkan hampir tidak sadarkan diri, pada akhirnya ia dibopong oleh teman-temannya menuju RSUD Wonomulyo.
”Pada saat itu hanya merasa tidak enak badan, dan memaksa untuk keluar sebentar bertemu dengan teman-teman, ternyata kondisi fisik yang saya paksakan membuat badan semakin lemah bahkan menurunkan kesadaran saya sendiri,” tuturnya.
Aris menambahkan, dulunya memiliki riwayat penyakit yang telah ia alami dari kurun waktu lama. Aris salah satu peserta JKN yang terbilang sering mendapatkan pelayanan kesehatan. Aris sempat dioperasi abses perianal, potong usus dan skortum di RSUD Hj. Andi Depu.
”Sebenarnya saya sudah sering memanfaatkan layanan di fasilitas kesehatan, maka dari itu ia sangat bersyukur memiliki kepesertaan aktif pada program JKN. Ia pun beberapa kali mendapatkan pelayanan di poli bedah dalam kurun waktu dari tahun 2022. Bahkan masih berkomunikasi dengan Doktor Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) spesialis bedah dan harus menjalani operasi kembali terkait penyambungan skortum di salah satu rumah sakit di Makassar, namun masih mencari waktu yang pas dan dalam kondisi fisik baik,” tuturnya.
Selama mengakses layanan, Aris mengaku kalau ia beserta keluarganya tidak mengalami kesulitan seperti yang banyak ia dengar. Menurutnya, seluruh peserta yang mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku, tidak perlu khawatir karena akan dijamin BPJS Kesehatan.
“Selama kita ikuti prosedur yang telah ditentukan kita pasti tidak merasakan kesulitan. Buktinya sampai dengan saat ini saya melakukan kontrol rutin tidak ada masalah dan seluruhnya selalu dibantu oleh Program JKN. Seluruhnya saya rasakan dengan nyaman tanpa ada perbedaan, kecuali sakit yang saya rasakan. Saya memanfaatkan fasilitas umum, artinya tidak hanya saya saja yang dilayani jadi harus bisa maklum. Tujuannya yakni penanganan saat itu cepat, sehingga sakit saya bisa berangsur-angsur pulih dan dapat dikontrol dengan baik melalui konsultasi dengan dokter ataupun obat-obatan yang sudah diberikan oleh dokter,” ujarnya.
Aris mengaku sangat berterima kasih kepada BPJS Kesehatan, dirinya saat itu sempat berpikir tidak mau dioperasi karena takut membebani orang tua dengan biaya operasi yang tentunya sangat mahal. Namun kekhawatiran itu sirna saat bertanya ke pemerintah desa setempat ternyata Aris telah terdaftar sebagai peserta JKN aktif segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI).
”Saya berharap kepada BPJS Kesehatan untuk terus menyebarkan informasi melalui sosialisasi terutama untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah, karena masih adanya pandangan atau ketakutan masyarakat untuk berobat ke fasilitas kesehatan, terlebih ke rumah sakit karena berpikir seluruh biaya tidak ditanggung atau bisa ditanggung tetapi tidak sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan. Tetapi dengan seringnya memanfaatkan layanan kesehatan ini menimbulkan kesadaran saya bahwa menjadi bagian peserta JKN sangatlah penting,” pungkasnya.
Dalam penutupnya, Aris mengatakan kelak ketika lulus dari Mahasiswa dan jika ada kesempatan semoga dapat menjadi bagian dari Duta BPJS Kesehatan. Aris pun berharap Program JKN ini tetap terus berlanjut dan terus dikawal sehingga seluruh pelayanan terus meningkat.
“Segera daftarkan diri menjadi peserta JKN, karena sakit tidak mengenal waktu kapan ia mau datang dan kapan ia mau pergi. Rutinlah juga untuk menjaga kesehatan supaya jauh dari penyakit apapun. Seluruh penyakit membutuhkan biaya yang besar sehingga perlunya kesadaran masyarakat untuk memiliki kartu JKN supaya pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dapat teratasi,” tutupnya. (*)