November Akhir, Gerak Bersama Tumbuhkan Spirit Berkesenian 

  • Bagikan

Oleh: Rahmat

KEMUDAHAN yang disajikan oleh kemajuan teknologi justru memberikan rasa egois dan manja dalam berkarya; ingin menonjol sendirian dan bergantung pada audiens di dunia maya semata. Maka pelaku seni harus semakin giat, pertemuan-pertemuan berorientasi pada karya, ruang-ruang partisipatoris mestinya semakin semarak.

Sebab itulah Band Aelea, Perupa Aad Mandar, Bunyicicaklab, Flowup Design, Pitusinema, Begin Clothing, dan Aswad Atjo sebagai kurator telah berkumpul memulai ruang kolaborasi dengan gerakan NOVEMBER AKHIR.

Nama gerakan diambil dari sesuatu yang serba dadakan: hanya berangkat dari kesadaran akan urgensi untuk berkumpul dan saling merespon.  Gerakan kolektif seni ini baru saja menetaskan aktivitas perdananya.

Gerakan ini bertujuan memberikan spirit kebaruan dalam berkesenian, meskipun, baik dalam skala regional, maupun nasional telah banyak sekali hal yang berubah, utamanya perkembangan teknologi dan perkembangan seni itu sendiri. Misalnya dalam film, kini orang sudah bisa menikmati film lewat layanan over the top, seperti Netflix, Klik Film, atau Bioskoponline. Sementara pada musik juga sudah ada Spotify, atau Youtube Music misalnya, sebagai kanal untuk medistribusikan karya.

Namun Teknologi produksi juga telah banyak berubah. Sehingga Kreator tidak seharusnya berhenti dan memanjakan diri pada distribusi yang disediakan teknologi dunia maya. Karena selain memberikan jarak pada audiens, juga bisa mengikis daya kreatif manusia sebagai pencipta. Pada akhirnya keresahan-keresahan ini  mendapat respon di malam 30 November 2024, Orang-orang berdatangan, terlibat dalam peristiwa berkesenian di Balaikota Coffee, Mamuju. 

Begin datang membawa kamera, Aad membawa kuasnya, Ikatan Perupa Sulbar membawa kanvasnya, Aelea dengan instrumennya, penonton merespon peristiwa dengan tulisan dan gambar secara langsung. Bahkan menjadi performer musik meskipun dilakukan sepotong-sepotong, tidak menyelesaikan musiknya sampai selesai. Bermain gitar, bermain drum, dan bernyanyi.

Terlibat dalam peristiwa kesenian dengan konsep partisipatoris semacam ini menjadi penting sebagai pengalaman belajar. Bukan hanya belajar tentang sesuatu yang teknis dalam seni, belajar tren berfestival atau berusaha percaya diri, tapi juga untuk melatih kecerdasan kolektif dan berkolaborasi dalam konteks apapun.

“Gerakan adalah senjata” kata Aswad Atjo, Kurator November Akhir.

“Ke depannya,” katanya, “Di volume-volume berikutnya, gerakan November Akhir tidak terikat pada namanya. Artinya, bisa dilakukan di Februari, atau Maret. Yang jelas, ini kami memang berencana bukan hanya bersama-sama menikmati karya; tapi juga memproduksi karya bersama sebagai respon atas isu sosial, tren, budaya kontemporer atau yang sifatnya historis. tergantung kesepakatan.”

Aswad juga berharap, pada gerakan berikutnya akan lebih banyak orang atau komunitas yang terlibat. (***)

  • Bagikan

Exit mobile version