Kemenko PMK Ajak Masyarakat Latih Respon Hadapi Bencana

  • Bagikan
Plt. Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan dan Penanggulangan Bencana, Kemenko PMK RI Sorni Paskah Daeli di Jakarta. ANTARA/Sean Filo Muhamad/am.

JAKARTA, RADAR SULBAR – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengajak masyarakat untuk mengadakan simulasi bencana secara rutin untuk melatih respons terhadap keadaan darurat, seiring dengan terjadinya berbagai bencana di Indonesia akhir-akhir ini.

“Agar masyarakat membangun budaya gotong royong, yakni saling membantu dalam proses evakuasi dan pemulihan pascabencana,” kata Plt. Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kemenko PMK Sorni Paskah Daeli di Jakarta, Kamis.

Dalam beberapa waktu terakhir ini, sejumlah wilayah di Indonesia diliputi berbagai macam bencana alam seperti erupsi gunung berapi, gempa, dan sejumlah bencana hidrometeorologi lainnya.

Berada di wilayah rawan bencana membuat masyarakat harus mempersiapkan diri merespon berbagai kemungkinan yang terjadi. Respons itu lewat mitigasi bencana yang mesti dilakukan secara berkelanjutan.

Saat ini terjadi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT yang membuat ribuan orang terkena dampak. Selain itu, adanya siklon tropis serta bibit siklon membuat cuaca di sebagian wilayah diliputi hujan lebat serta angin kencang.

Sorni mengatakan sejumlah langkah-langkah yang bisa dilakukan masyarakat dalam mitigasi bencana dengan meningkatkan kepedulian dalam memahami potensi bencana yang bisa terjadi di wilayah tempat tinggal masing-masing.

Masyarakat diminta untuk menjaga kebersihan lingkungan, dengan membersihkan saluran air agar tidak terjadi banjir, terutama di daerah yang rawan longsor atau banjir. Kurangi penebangan pohon yang dapat memicu tanah longsor.

“Agar tidak membangun di zona rawan bencana, seperti bantaran sungai, lereng gunung, atau daerah pesisir yang rawan tsunami,” kata Sorni.

Setiap anggota keluarga juga, kata dia, harus tahu prosedur evakuasi dan titik kumpul, terutama anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas. Penyiapan tas darurat (go-bag) yang berisi perlengkapan penting, seperti air minum, obat-obatan, senter, radio komunikasi, masker, dan uang tunai, juga krusial.

“Masyarakat juga agar mengikuti perkembangan informasi tentang bencana melalui radio, televisi, atau aplikasi peringatan dini, serta waspadai tanda-tanda alam yang dapat menandakan bencana. Jika terjadi peringatan bencana, masyarakat dihimbau segera mengikuti arahan dari pihak berwenang,” kata Sorni. (ant)

  • Bagikan