MAMUJU, RADAR SULBAR — Pelaksanaan debat pertama Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulbar 2024, menyisakan banyak catatan. Baik hal teknis hingga kurang gregetnya pasangan calon (Paslon) dalam menyampaikan argumentasinya.
Hal itu disampaikan para akademisi yang ikut menyaksikan jalannya debat yang berlangsung sekira tiga jam lamanya. Para paslon dianggap masih berhati-hati menyampaikan pendapatnya agar tidak blunder. Kondisi itu membuat jalannya debat masih normatif-normatif saja.
“Dari jawaban yang dilontarkan hampir semuanya saling mendukung. Bahwa apa yang mau dilakukan antar calon satu dan calon lain itu sesungguhnya hampir sama. Yang berbeda itu hanya pendekatan dan program yang dicanangkan untuk mencapai tujuan masing-masing,” kata dosen Universitas Tomakaka (Unika) Mamuju, Yusran.
Setiap calon, kata dia, mestinya harus menguraikan langkah strategis yang ingin dilakukan dalam mencapai visi misi. Menurut dia, tak satu pun pasangan calon dalam debat membeberkan langkah strategis apa yang akan dilakukan ketika terpilih dalam Pilkada 2024.
“Semua menguraikan visi misinya, tapi tidak secara kontekstual menjelaskan langkah strategisnya yang berbeda dengan cara paslon lain,” ujar Yusran.
Kedepan, ia berharap, semua pasangan calon lebih memperinci langkah strategis dalam mewujudkan apa yang menjadi tema debat dan relevan dengan program dan visi misi setiap paslon.
“Debat sangat penting bagi pemilih untuk menjadi referensi dalam menentukan pilihan. Walaupun debat tidak menjadi faktor utama dalam menentukan pilihan, tapi paling tidak ini dasar bahwa orang memilih calon pemimpin tidak hanya asal pilih,” jelasnya.
Sementara Wakil Dekan Fisip Hukum Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) Dr Muhammad juga menilai pelaksanaan debat pertama Pilgub masih sangat normatif.
Kata Muhammad, jika dilihat dari visi misi memang umum karena masih gambaran tentang apa yang akan menjadi isu prioritas utama yang akan diselesaikan dalam lima tahun menjabat.
“Hanya saja debat tujuannya agar publik dapat melihat dan mencermati ketika visi misi itu saling diuji antar calon dengan bagaimana detail tahapan, kerja taktis hingga teknis dilapangan dalam mewujudkan visi misi setiap calon,” jelas Muhammad.
Ia menilai secara umum para calon masih sangat normatif dalam menjelaskan detail kerja lima tahun mereka. Sebab utamanya adalah minimnya data yg ditampilkan dalam analisis masalah yang dibeberkan. Padahal, kata Muhammd data ini sangat penting untuk memastikan segala perencanaan langkah kerja para kandidat ke depan itu sudah terukur dan berbasis perencanaan yangg matang.
“Misalnya bagaimana membaca data indeks perilaku korupsi di Sulbar dikombinasi dengan merencanakan pembangunan ekonomi, infrastruktur dan lingkungan. Dengan menampilkan data pasti akan lebih tepat sasaran dalam mengupas problematika Sulbar sehingga akan lebih tepat solusi yang akan ditawarkan,” jelas dosen Ilmu Politik Unsulbar.
Menurutnya jika kandidat miskin data dalam perencanaan maka format debat kandidat hanya akan mirip menjadi parade atau lomba paparan komitmen tanpa gambaran detail solusi akan komitmen yang dijanjikan.
Sementara Ketua KPU Sulbar, Said Usman Umar menyampaikan, KPU Sulbar telah merancang debat publik Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur 2024 dengan sebaik-baiknya dan memperhatikan segala ketentuan yang berlaku.
“Kami memulai sejak akhir September 2024, pembentukan tim perumus debat, rakor beberapa kali untuk pembentukan panelis debat, desain proses pelaksanaan debat serta penentuan tema debat yang relevan dengan RPJMD Sulbar dan visi-misi paslon. Sehingga kami berkesimpulan bahwa debat paslon yang dilaksanakan adalah kontestasi tentang gagasan, tentang ide dan pemikiran yang dibingkai dalam visi-misi dan program setiap paslon,” tutur Said Usman.
Ia pun meminta seluruh masyarakat Sulbar agar dapat memanfaatkan momen debat dengan baik. Yakni dengan cara menyimak debat publik dengan seksama, membedah dan menghasilkan kesimpulan agar dapat menentukan pilihannya pada hari pemungutan suara 27 November 2024.
“Sekaligus kami memohon maaf jika selama pelaksanaan debat publik ini dan tahapan pemilihan yang telah dilaksanakan ada kesalahan atau kekeliruan, kami memohon maaf sedalam-dalamnya,” tutupnya. (ajs/mkb).