MAMUJU, RADAR SULBAR – Abd. Kadir (35) bersama istrinya Meldawati percayakan pengobatan telinga suami dengan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Abd. Kadir mengaku telah terdaftar Program JKN sejak tahun 2020 tanggungan salah satu perusahaan sawit di Kalimantan Timur, ia mengaku memutuskan untuk cuti melakukan pengobatan telinganya yang selama ini sakit.
“Karena istri tinggal di Kaluku, Kabupaten Mamuju, jadi saya cuti sekaligus mau berobat karena telinga saya sakit,” ungkap Kadir, Selasa (22/10).
Dirinya merasa senang karena sudah terdaftar menjadi peserta JKN sejak lama. Dengan begitu, ia merasa aman apabila sewaktu-waktu sakit datang melanda. Karena dirinya yakin ketika orang tidak memiliki jaminan kesehatan, sakit apapun lebih baik ditahan tidak berobat ke faskes daripada harus berobat dan mengeluarkan biaya mahal.
“Program JKN ini membuat seluruh masyarakat lebih percaya diri lagi untuk berobat ke faskes apabila sedang sakit,” jelasnya.
Memanfaatkan Program JKN di luar wilayah FKTP tempatnya terdaftar merupakan pengalaman pertama bagi Abd. Kadir. Menurutnya hal tersebut memberikan jaminan pelayanan kesehatan yang mudah yang bisa dimanfaatkan peserta JKN di seluruh wilayah Indonesia.
“Saya sudah banyak mendengar cerita dari kerabat dan teman-teman saya yang sudah memanfaatkan kepesertaan BPJS Kesehatannya, sehingga saya dan keluarga sudah percaya betul terhadap program ini, tidak ada keraguan sama sekali,” terangnya.
Abd. Kadir telah mempercayakan program JKN dengan terus menjaga keaktifan kepesertaan JKN. Karena keaktifan peserta JKN sangat penting untuk mengakses pelayanan kesehatan. Tanpa kepesertaan yang aktif, tentu saja tidak bisa dilayani sesuai dengan ketentuannya.
“Meskipun bisa digunakan diluar faskes terdaftar sesuai ketentuannya, tetap harus dipastikan kepesertaan JKN aktif, agar tidak terkendala ketika mendadak sakit atau perlu pelayanan kesehatan,” ceritanya.
Abd. Kadir tetap merasa bersyukur karena selama ini telah terbantu oleh Program JKN. Meskipun setiap bulan dia harus membayar iuran, dia merasa tidak keberatan. Menurutnya, manfaat yang diperoleh dengan terdaftar sebagai peserta JKN jauh lebih besar dibadingkan iuran yang dibayarkan.
“Karena apabila sakit dan tidak memiliki perlindungan dari Program JKN harus siapkan biaya yang tentunya tidak sedikit,” ucapnya.
Kadir juga menceritakan pengalamannya sewaktu berobat menggunakan Program JKN. Berbeda dengan info yang beredar di masyarakat yang menyatakan dipersulit jika berobat menggunakan Program JKN. Justru yang dirasakan saat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan sangat baik, tidak ada kesan diterlantarkan dan petugasnya juga sangat tanggap dan ramah.
“Berita hoax yang beredar jangan langsung kita percaya sebelum kita merasakan sendiri pelayanannya,” tuturnya.
Kadir juga mengucapkan terima kasih pada BPJS Kesehatan yang telah memberikan bantuan kepada semua keluarga yang membutuhkan. Dengan adanya BPJS Kesehatan dapat membantu seseorang dalam menjamin kebutuhan akan kesehatan. Terima kasih sekali lagi untuk BPJS Kesehatan karena saya dan keluarga jauh lebih tenang di kala kesusahan atau dalam kondisi mendesak seperti masuk rumah sakit dan lainnya.
“Saya pribadi berharap agar ke depannya BPJS Kesehatan dapat mempertahankan semua manfaat yang sudah diberikan ke masyarakat dan pelayanan di fasilitas kesehatan bisa terus menjadi lebih baik,” sambungnya.
Menutup perbincangan, Kadir berharap program yang bermanfaat ini dapat terus berlanjut dan dapat membantu mengurangi beban masyarakat khususnya masyarakat dengan status ekonomi menengah ke bawah.
“Saya dan keluarga sudah merasakan manfaat dari program ini, jadi saya juga berharap orang lain dapat merasakan manfaat yang sama dari Program JKN,” ujarnya. (AW/af)