POLMAN, RADAR SULBAR – Calon Bupati Polewali Mandar, Andi Bebas Manggazali kembali melakukan kampanye terbuka, pada, Kamis 10 Oktober 2024. Kali ini, cabup nomor 2 itu berkampanye di Desa Kuajang, Kecamatan Binuang, yang dihadiri ratusan warga dari berbagai dusun.
Ayah empat anak ini dianggap orang paling tepat memimpin kabupaten Polman. Berbekal pengalaman di birokrasi selama 30 tahun, ia diyakini mampu membawa Bumi Tipalayo lebih maju ke depan dan mampu mewujudkan segala harapan masyarakat.
“Sosok Andi Bebas Manggazali tidak diragukan lagi kalau jadi pemimpin, pengalaman dan ilmu di pemerintahan bakal diaplikasikan untuk membawa perubahan di kabupaten Polman ini. Apalagi sejak dulu itu sudah pernah berkiprah di pemerintahan,” ucap Abidin, salah satu tokoh masyarakat Desa Kuajang, Kecamatan Binuang.
Pria yang karib disapa Bapak Farida ini pun mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama memenangkan Andi Bebas Manggazali dan Siti Rahmawati. “Kita kawal sama-sama sampai jadi pemimpin Polman. Harus kita simpan dalam hati yang tulus demi memenangkan Pak Andi Bebas, insyaallah kita berdoa pasangan cabup 2 menang,” serunya.
Di kesempatan yang sama, Bahri salah seorang tokoh masyarakat daerah itu menyampaikan, memilih pemimpin harus yang punya rekam jejak yang baik dan memiliki pengalaman di pemerintahan. Dia mengibaratkan, sopir mobil harus mahir dalam berkemudi. Jika pengemudinya berpengalaman, maka jalanannya akan lurus terus dan penumpang tidak akan ragu.
“Karena drivernya sudah handal. Berbeda kalau baru belajar mengendarai mobil pasti ada keraguan seperti itu gambaran calon pemimpin yang akan kita pilih,” ungkapnya.
“Nah, dari empat pasangan calon ini, ada calon yang berlatar belakang insinyur pertanian, waktunya saat ini para petani menolong dirinya dengan memilih pemimpin yang tepat di bidangnya,” jelas Bahri.
Sementara itu, Bebas Manggazali menekankan bahwa tekad dirinya bagaimana membawa Desa Kuajang, Kecamatan Binuang bisa keluar menjadi desa mandiri.
“Yang jelas ke depan desa yang yang ada di Polman akan dijadikan desa mandiri. Masyarakat khusus ibu-ibu akan diberdayakan membantu suaminya dalam berusaha. Selain itu kita juga akan membagikan bibit tanaman yang bersertifikat yang bisa bertahan selama 30 tahun,” ucap Bebas Manggazali. (*)
Tim Media BESTI