POLMAN, RADAR SULBAR – Politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Haidir, meminta agar masyarakat tidak memilih pemimpin yang hanya coba-coba untuk memimpin kurang lebih dari 490.029 warga Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Menurut Haidir, pengalaman itu penting dan dibutuhkan. Dari pengalaman yang dimiliki calon bupati Polman, Andi Bebas Manggazali selama 30 tahun sebagai birokrat sangat mencerminkan sebagai pemimpin yang handal.
“Pengalaman itu perlu, Pak Bebas dari jadi camat, kemudian sekretaris daerah, lalu dipercaya menjadi penjabat bupati, sangat menggambarkan bahwa beliau adalah satu-satunya yang paling berpengalaman,” kata Ketua DPD PAN Kabupaten Polman, saat mendampingi kampanye calon wakil bupati, Siti Rahmawati di Desa Passui, Kecamatan Luyo, Polman, Minggu 6 Oktober 2024.
“Jadi beda sekali, mengelola pemerintahan yang terdiri dari 16 kecamatan, bukan hal mudah. Jadi jangan sampai 490.029 orang ini kita coba-coba diberikan ke yang belum berpengalaman. Ini bukan ajang coba-coba, kita serahkan yang berpengalaman,” terang Haidir.
Di tengah teriknya matahari, ratusan warga Desa Passui, Kecamatan Luyo antusias menghadiri kampanye sekaligus menyatakan dukungan kepada pasangan Andi Bebas Manggazali dan Siti Rahmawati sebagai calon bupati dan wakil bupati Polman periode 2024-2029. Pasangan dengan tagline BESTI ini mendapat respons positif masyarakat sebagai pemimpin masa depan Polman.
Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Gerindra Polman, Hamzah Syamsuddin menyebut pentingnya pengalaman dalam hal mengelola pemerintahan. Diakui, memasuki periode ketiganya sebagai anggota DPRD Kabupaten Polman sudah menyaksikan betul, bagaimana kinerja Andi Bebas Manggazali saat menjabat di pemerintahan.
“Pengalaman penting dari sebuah kepemimpinan, pengalaman penting adalah memimpin keluarga. Semua kepemimpinan harus dimulai bagaimana kita mengelola, memanage keluarga. Nah, saya sudah 3 periode di DPRD tahu betul bagaimana kinerja Pak Bebas Manggazali. Pak Bebas ini patut dimenangkan demi kesejahteraan masyarakat Polman,” ungkap Hamzah.
Sementara itu, Cawabup Siti Rahmawati mengaku sangat miris melihat kondisi Polman. Mulai dari kasus kemiskinan ekstrem yang meningkat, stunting hingga masalah sampah. Siti menyebut, timbulnya perubahan yang signifikan harus dimulai dari pemimpinnya yang punya pemikiran visioner, solutif dan taktis.
“Kemiskinan Polman harus kita tuntaskan, saya tidak mau lagi ada anak Polman yang putus sekolah karena tidak mampu, lalu stunting harus menjadi prioritas agar sumber daya manusia kita bisa bersaing, cerdas dan berkarakter,” tegas Siti yang disambut riuh tepuk tangan warga.
Direktur Eksekutif Tawaf TV itu juga menambahkan, kekayaan potensial yang di Polman juga harus digarap dengan baik, termasuk hasil alam perkebunan kakao.
“Kesejahteraan warga Luyo, dan masyarakat Polman secara menyeluruh tentu tidak akan meningkat jika, misalnya hanya para tengkulak yang kaya, ekonomi harus setara dan merata. Pedagang kaya, petani juga harus sejahtera,” pungkasnya. (*)
Tim Media BESTI