POLEWALI, RADAR SULBAR – Ratusan petani dari berbagai kelompok tani yang ada di Kecamatan Polewali Kabupaten Polman kembali melakukan gotong royong memperbaiki tanggul yang jebol di sungai Kunyi tepatnya di Pulele Kelurahan Darma. Tanggul kembali jebol beberapa waktu lalu karena debit air sungai meluap. Jebolnya tanggul ini mengancam sawah petani tak teraliri air. Suplai air ke persawahan terkendala akibat air sungai tak melewati mercu Bendungan Pulele Kelurahan Darma.
Air sungai berbelok arah akibat tanggul jebol sehingga tak melewati mercu bendungan. Kejadian ini sudah beberapa kali terjadi usai banjir yang melanda sungai Kunyi. Tahun 2023 lalu kejadian yang sama terjadi sehingga dilakukan penanganan darurat membuat tanggul bronjong agar air sungai bisa melewati mercu bendungan. Tetapi sejak bebera pekan lalu tanggul kebali jebol dan air sungai berbelok arah.
Salah satu ketua kelompok tani, Sudirman mengaku petani kembali berinisiatif melakukan gotong royong memperbaiki tanggul sebelum musim tanam dilakukan. Jika air sungai tak melewati mercu bendungan maka lahan sawah kekeringan dan petani tak bisa menanam padi.
”Pasca meluapnya air sungai beberapa pekan lalu air tak lagi melewati bendungan karena tanggul pelimpah jebol. Air sungai berbelok dan mengakibatkan abrasi kebun dan sawah warga. Kami berharap pemerintah segera melakukan perbaikan tanggul pelimpah sehingga air kembali melalui mercu bendungan,” ujar Sudirman yang juga ketua P3A Kelurahan Darma ini.
Hal sama dikatakan petani lain, Syamsuddin berharap kepada pemerintah agar tanggul tersebut segera diperbaiki. Karena ini sudah kesekian kalinya petani melakukan gotong royong melakukan perbaikan jika sudah jebol. Jika tidak petani di Kecamatan Polewali khususnya Kelurahan Darma, Takatidung, Pekkabata dan Manding tidak bisa turun sawah tahun ini.
Dalam perbaikan tanggul ini, Dinas PUPR Polman menurunkan satu buah alat berat ekskavator dan puluhan kawat boronjong. Menurut staf Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Polman Ridwan dilakukan pembenahan tanggul agar tak roboh lagi jika air sungai meluap.
“Perbaikan ini dilakukan untuk penanganan darurat agar petani bisa turun sawah,” singkatnya.
Tanggul jebol sepanjang kurang lebih 200 meter itu dibenahi dengan swadaya masyarakat khususnya petani. Mereka bahu membahu membuat bronjong sebagai penahan air, agar dapat mengalir ke bendungan lalu ke area irigasi persawahan. (mkb/jaf)