Komitmen Taman Budaya dan Museum Sulbar, Wariskan Kebudayaan Bangkitkan Kerinduan

  • Bagikan
FOTO BERSAMA. Kepala Disdkbud Sulbar, Mithhar, Kepala BPK Wilayah XVIII Sulteng-Sulbar, Andi Syamsu Rijal dan Kepala UPTD Taman Budaya dan Museum Sulawesi Barat, Ikha Lisrayani, berfoto bersama peserta Festival Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional, di Taman Budaya dan Museum Buttu Cipping, Polman, 25 September 2024.

POLMAN, RADAR SULBAR — Komitmen UPTD Taman Budaya dan Museum Sulawesi Barat dalam melestarikan dan mengembangkan seni dan kebudayaan tradisional Sulbar, tak perlu diragukan lagi. Berbagai kegiatan pelestarian terus dilakukan secara rutin.

Seperti Festival Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional, yang baru saja digelar UPTD Taman Budaya dan Museum Sulawesi Barat, 25-27 September, lalu, di Taman Budaya dan Museum Buttu Cipping, Polman. Kegiatan selama tiga hari itu menampilkan berbagai pertunjukan tradisional.

Kepala UPTD Taman Budaya dan Museum Sulawesi Barat, Ikha Lisrayani mengatakan, berbagai penampilan dan pertunjukkan ditampilkan dalam festival tersebut. Seperti Pammacca’ atau Pencak Silat yang menghadirkan sembilan grup Pencak Silat yang ada di Sulbar.

Lemudian ada lomba permainan rakyat tingkat SMA/SMK/MA seperti Ma’jekka atau Engrang, Marrija/Mammaling atau Hadang dan Bakiak/Terompa. “Ada juga display permainan rakyat yang mengingatkan kita pada masa lalu seperti Permainan Lompat Tali/Karet, Karacang, Ular Tangga serta beberapa permainan rakyat lainna,” kaya Ikha, saat dikonfirmasi, Kamis 3 Oktober.

Kegiatan itu juga ditutup dengan Workshop Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional, yang menghadirkan narasumber dari Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI), Chairul Umam, Dosen Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Akiong B Jalaluddin, yang juga atlet pencak silat Indonesia berdarah Mandar, serta Budayawan Ahmad Asdi dan Tammalele.

Menurut Ikha, Festival Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional ini bertujuan melestarikan permainan rakyat dan olahraga tradisional Sulbar, sebagai aset daerah agar tetap terjaga dan tidak tergerus oleh arus modernisasi teknologi saat ini.

Ia mengaku, anak-anak zaman sekarang sudah hampir tidak mengenali lagi permainan tradisional, karena sudah menggunakan gadget dan bermain game online. Padahal melalui permainan rakyat dan olahraga tradisional ada banyak manfaat yang bisa didapatkan.

“Selain menyenangkan, meningkatkan kecerdasan, membangun kerja sama yang baik serta menambah kebugaran tubuh, juga bermanfaat untuk pembentukan karakter anak. Sehingga sangat penting untuk dikenalkan dan diajarkan di sekolah,” tutur Ikha.

Festival yang dibuka langsung Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah (Disdikbud) Sulbar, Mithhar menyampaikan apresiasinya kepada UPTD Taman Budaya dan Museum Sulawesi Barat, yang sudah sangat aktif menggelar event-event dalam pengembangan dan pelestarian kebudayaan daerah Sulbar.

“Festival ini merupakan upaya menjaga dan mewariskan budaya dari leluhur kita kepada generasi muda agar tidak punah,” jelas Mithhar.

Festival ini juga dihadiri oleh kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVIII Sulbar-Sulteng, pimpinan Perguruan Tinggi di Sulbar, kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Polman, kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Majene, kepala UPTD SMA/SMK se Sulbar, Seniman, Budayawan dan Komunitas Seni Budaya.

“Harapannya semoga event ini tetap dapat digelar kembali di tahun-tahun yang akan datang, melihat antusias anak-anak maupun pengunjung yang mengikuti kegiatan ini sangat luar biasa. Sekaligus bernostalgia dengan permainan zaman dahulu melalui display yang dapat dimainkan oleh pengunjung Taman Budaya,” tandasnya. (ajs)

  • Bagikan

Exit mobile version