POLEWALI RADAR SULBAR — Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BSIP) Sulawesi Barat mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Penerapan Standar dalam
Sistem Produksi Padi di aula BPP Polewali, Rabu 2 Oktober.
Kepala BSIP Sulbar Repelita Kallo mengatakan kegiatan ini merupakan tindaklanjut dari program sebelumnya. FGD ini mengidentifikasi penerapan standar instrumen pertanian yang didalamnya dua komponen. Pertama melakukan FGD dengan melibatkan stakeholder bidang pertanian yang mengetahui budidaya padi dari hulu ke hilir.
“Terkait standar sebenarnya kami ingin melihat sebenarnya apakah petani dan penyuluh pertanian sudah menerapkan standar atau belum. Karena standar itu penting dalam meningkatkan produksi padi,” terang Repelita Kallo.
Terkait masih banyaknya petani tak menggunakan benih berlabel, Ia menjelaskan pihaknya tak merekomendasikan petani menanam padi menggunakan benih asalan. Petani direkomendasikan untuk menanam benih padi berstandar atau berlabel.
“Pihaknya juga mendorong agar penangkar benih padi terus didorong untuk menghasilkan bibit padi berlabel dan berstandar. Tetapi menjadi permasalahan di penangkaran karena pembeli gabah atau bibit kurang. Kami mendorong Perpadi untuk menghidupkan penangkar benih,” tambah Repelita Kallo.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Polman Andi Afandi Rahman mengapresiasi BSPI Sulbar mengadakan acara FGD penerapan standar dan sistim produksi padi di Polman. Ia berharap petani dan penyuluh yang ikut dalam kegiatan ini dapat menyebarkan informasi baik terkait pertanian kepada masyarakat.
“Ilmu yang didapat dalam FGD ini dapat diterapkan di wilayah masing masing. Kami juga berterima kasih kepada BSIP Sulbar yang mengadakan FGD dan sosialisasi kepada petani dan penyulu di Polman,” terang Andi Afandi Rahman.
Dalam FGD ini, BSIP Sulbar menghadirkan dua narasumber yakni Dosen Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, DR Mu’minah, dan penyuluh utama BSIP Marthen P Sirappa. FGD ini selain dihadiri perwakilan kelompok tani di Polman, Kepala Dinas Pertanian Polman Andi Afandi Rahman dan koordinator penyuluh pertanian.
Dalam pemaparan materinya, DR Mu’miah membahas bahan organik sebagai sumber hara atau pembenahan tanah untuk peningkatan produktivitas tanaman padi. Sementara Marten P Sirappa penggunaan benih berstandar. (mkb)