41 Tahun Kakao Polman Hanya Memperkaya Pengusaha, Bukan Petani

  • Bagikan

POLMAN, RADAR SULBAR – Sejumlah petani kakao menyampaikan keluhan sekaligus harapannya saat calon Bupati Andi Bebas Manggazali berkunjung ke Anreapi, Kecamatan Anreapi, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Senin 30 September 2024.

Kepada Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Kabupaten Polman, para petani mengemukakan minimnya infrastruktur serta tidak stabilnya harga kakao. Mereka lalu meminta agar Bebas Manggazali jika memimpin Polman memberikan bantuan langsung untuk perbaikan sarana dan prasarana pertanian.

“Kalau bisa Pak Bebas bersama Ibu Siti, kami minta bantuan sarana prasarana untuk meningkatkan produksi kakao. Utamanya infrastruktur jalan usaha tani yang susah dijangkau oleh kendaraan, seperti di tempat kami,” kata Amri warga Dusun Lebani.

Dia juga meminta agar pemerintahan ke depan bisa memperhatikan kestabilan harga kakao di pasaran, terutama harga yang dijual petani.

“Pak Bebas, kalau bisa kami juga meminta agar dibantu harga kakao bisa naik nanti supaya petani dapat menikmati hasil tanamannya,” ungkapnya.

Mendengar hal itu, Bebas berjanji akan membantu para petani.

“Selama 41 tahun Kakao ada di Polman, masyarakat belum berada pada level sejahtera, karena mereka hanya menjadi objek bukan pelaku usaha. Belum ada petani yang makmur sejahtera, rata-rata yang berkembang dan sejahtera itu hanya pengusaha,” katanya.

Dia bertekad meningkatkan taraf hidup masyarakat petani dengan cara mensupport kebutuhan masyarakat petani.

“Berangkat dari keresahan masyarakat Polman terutama bagi petani, ke depannya bukan hanya pedagang yang makmur sejahtera, tapi petani juga ikut makmur. Karena itu diperlukan koperasi bersama,” tutur mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Polman.

Mantan Penjabat (Pj) Bupati Mamuju menilai tidak meningkatnya ekonomi petani kakao artinya ada masalah. Katanya, selama ini belum ada petani yang kaya, padahal selama ini kebun kakao milik petani cukup luas.

Begitu juga dengan ibu-ibu yang menjadi mitra suaminya. Bebas mendorong ke depan akan dibuatkan konsep “Siwali Parri” atau (saling membantu).

“Untuk ibu-ibu akan dikasi kursus diberikan modal usaha, jadi bukan cuma membantu suaminya bertani, akan tetapi bisa menjadi mandiri karena sudah punya usaha sendiri yang dapat meningkatkan perekonomiannya”.

“Kalau sudah bagus ekonominya, yakin dan percaya semua masyarakat di Anreapi ini pendidikan anaknya akan tumbuh dengan cerdas,” bebernya.

Dalam kesempatan itu pula Bebas Manggazali menyinggung sungai Anreapi. Ke depan sungai ini akan dibuatkan tebing agar tidak terjadi abrasi yang bisa mengancam pemukiman disekitar sini.

“Sungai Anreapi ini kalau kita sudah jadi bupati kita akan perbaiki sungai ini agar tidak terjadi abrasi,” tutup Bebas. (*)

TIm Media BESTI

  • Bagikan

Exit mobile version