POLEWALI RADAR SULBAR – Kisah pilu dialami seorang bidan desa yang bertugas di Desa Ratte Kecamatan Tubbi Taramanu (Tutar) Kabupaten Polewali Mandar. Biasanya bidan desa bernama Safriani (34) mengatar pasiennya ke Puskesmas maupun RSUD Hajjah Andi Depu jika ada yang sakit. Tetapi kali ini justru dia yang mengalami sakit dan harus ditandu sejauh tujuh kilometer melewati jalan rusak. Butuh waktu lima jam hingga bisa sampai di Lombongan Desa Limboro Majene.
Bahkan video bidan desa ditandu menjadi viral di media sosial. Bidan Safriani harus ditandu oleh puluhan warga secara bergantian hingga ke jalan yang bisa dilalui kendaraan. Selama ini jika ada warga Desa Ratte yang sakit mau di rujuk ke puskesmas atau rumah sakit harus ditandu. Karena akses jalan yang rusak sehingga menyulitkan kendaraan melintas dengan baik.
Sebenarnya bidan Safriani sempat menggunakan mobil jenis hardtop, namun perjalanan membuatnya semakin kesakitan sehingga warga memutuskan untuk menandunya.
“Sempat pakai hardtop, di tengah perjalanan diturunkan, karena jalannya rusak. Jadi goyang-goyang, semakin terasa sakit badannya, sesak, jadi lebih nyaman ditandu,” kata Kepala Puskesmas Tutar, dr Sudirman kepada wartawan, Minggu 8 September 2024.
Sudirman menyebut Safrani yang bertugas di Desa Ratte, Kecamatan Tutar, menderita suatu penyakit. Penyakitnya itu tiba-tiba kambuh ketika menghadiri pesta adat di Desa Besoangin.
“Sempat ditangani perawat di sana, namun karena kondisinya ini saya punya bidan harus segera dirujuk, sehingga waktu itu dilakukan tindakan rujukan,” ungkap dr Sudirman.
“Bu bidan mengalami hipokalemia muntah berat, semua persendian di badan terasa sakit. Dengan kondisi (jalan) yang berat, kalau naik hardtop itu guncangannya sangat terasa, maka ditandu biar lebih nyaman karena tidak goyang-goyang,” sambungnya.
Sudirman menyebut, Safrani ditandu menuju Lombongan Desa Limboro, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene. Safriani ditandu dalam setengah perjalanan karena mulanya sempat naik mobil.
“Di tandu sampai di situ (Limboro). Limboro menuju rumah sakit Hajjah Andi Depu Polewali itu (pakai mobil) sudah bagus (jalan). Saya tidak tahu persis (jaraknya) yang jelas di tengah perjalanan (diturunkan dari mobil hardtop),” jelas Sudirman.
Menurut Sudirman, Safriani saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hajja Andi Depu Polewali. Meski begitu, kondisinya disebut sudah mulai membaik.
“Alhamdulillah kondisinya sudah membaik, karena ini penyakitnya bukan baru bagi dia, hanya karena kelelahan tetiba muncul gejalanya sehingga harus dirujuk seperti itu,” paparnya.
Sementara Kepala Desa Ratte, Habri mengungkapkan, kerusakan jalan dari desanya menuju Desa Limboro, Kecamatan Sendana diperkirakan puluhan kilometer. Namun jarak tempuh warga menandu Safriani diperkirakan tujuh kilometer karena sempat dibawa menggunakan mobil.
“Kalau hasil tracking hampir 14 kilometer, sekira 13,5 kilometer. Kalau jalan kaki orang biasa (tempuh) 2 sampai 3 jam. Kalau kondisinya begitu (menandu) agak lama, bisa sampai lima jam,” terang Habri.
Habri menjelaskan, kerusakan jalan di desanya sudah berlangsung lama. Pihaknya sudah mengusulkan ke pemerintah agar jalanan diperbaiki namun tidak kunjung diakomodir.
“Setiap musrembang di Kecamatan sampai Kabupaten selalu kita sampaikan terkait persoalan jalan,” katanya.
Dalam video yang beredar, tampak sejumlah pria menandu Safrani menggunakan kain sarung dan bambu. Safrani ditandu warga melewati jalan yang kondisinya rusak dan becek.
Sementara Bidan Safriani saat ditemui di RSUD Hajjah Andi Depu Polewali, Minggu sore mengatakan dirinya saat menghadiri sebuah acara adat di Desa Besoangin kemudian kambung penyakitnya.
“Kondisi badan saya kaku tidak bisa bergerak, leher lunglai. Sehingga teman saya langsung membawa ke rumah sakit. Awalnya naik mobil hartop, tetapi baru jalan beberapa kilo tetapi kondisi saya makin sakit. Sehingga warga memutuskan untuk menandu saya ke Lombongan Sendana Majene untuk naik mobil ke rumah sakit di Polewali,” tutur Safriani.
Ia mengaku selah menjalani perawatan selama empat hari di rumah sakit, kondisinya mulai membaik dan bisa mengerakkan lagi seluruh tubuhnya. Bidan Safriani sudah bekerja selama 11 tahun lebih di Desa Ratte berharap pemerintah daerah bisa memperbaiki jalan menuju ke Ratte, Besoangi dan Besoangin Utara. Karena ketiga desa tersebut memang terpencil dan jalan rusak parah tak bisa dilewati kendaraan. (mkb)