POLEWALI RADAR SULBAR — Anggota DPRD Polewali Mandar, Syarifuddin mempertanyakan kebijakan Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP Polman yang menarik armada Damkar yang ada di Kecamatan Wonomulyo.
“Padahal saya sengaja memperjuangkan agar ada damkar stand by di Wonomulyo. Ini antisipasi jika ada peristiwa kebakaran, armada Damkar tersebut cepat diturunkan sambil menunggu bantuan dari damkar dari Polewali. Kalau tidak ada damkar di Wonomulyo dikuatirkan jika terjadi kebakaran lambat tertangani,” sesal legislator Nasdem Polman ini.
Syarifuddin mengaku akan mempertanyakan kebijakan ini ke Kasatpol PP maupun UPTD Damkar. Ia mencontohkan peristiwa kebakaran salah satu ruko di Jalan Jendral Sudirman Kecamatan Wonomulyo, Jumat 30 Agustus lalu warga terpaksa menggunakan alat seadanya untuk memadamkan api karena Damkar di kantor camat sudah ditarik ke Polewali. Seharusnya ada damkar di Wonomulyo langsung dapat ditangani.
Terpisah Kepala UPTD Damkar Satpol PP Polman, Imran menjelaskan penarikan armada Damkar yang ditempatkan di Kantor Camat Wonomulyo atas permintaan pemerintah kecamatan sendiri.
“Saya dihubungi pak camat untuk menarik Damkar yang ada di Kantor Camat Wonomulyo karena mengaku tak ada biaya operasionalnya. Kami terpaksa turun menarik Damkar tersebut karena solarnya dalam keadaan kosong dan kampas kopleng serta mataharinya rusak. Damkar tersebut sementara di UPTD Damkar untuk dilakukan perbaikan,” jelas Imran saat dikonfirmasi, Minggu malam 1 September.
Imran menambahkan penarikan ini juga dilakukan dengan pertimbangan jika lama tak berfungi akan semakin rusak. Selain itu bisa menjadi sorotan masyarakat jika terjadi kebakaran di wilayah tersebut.
Sementara dua armada Damkar di Kecamatan Campalagian dan Tinambung tetap beroperasi hingga saat ini. Bahkan Damkar Tinambung sering ikut membatu pemadam kebakaran Majene jika terjadi peristiwa kebakaran di kabupaten tetangga.
Sementara itu dalam tiga hari terakhir ini, Jumat 30 Agustus hingga Minggu 1 September terjadi tiga peristiwa kebakaran. Peristiwa kebakaran pertama terjadi Jumat, 30 Agustus pukul 23.00 Wita di Jalan Jendral Sudirman Komplek Pertokoan Wonomulyo, Kelurahan. Sidodadi. Satu unit rumah toko (Ruko) terbakar akibat korsleting listrik. Beruntung dengan gotong royong warga bisa memadamkan api sebelum armada Damkar tiba dari Polewali.
Sementara peristiwa kebakaran kedua terjadi, Sabtu, 30 Agustus pukul 21.21 Wita di Palece, Desa Ugi Baru, Kecamatan Mapilli mengakibatkan satu rumah bernama Ashadi (45) rusak ringan. Kebakaran terjadi akibat kelalaian pemilik rumah lupa mematikan kompor. Beruntung cepat tertangani sehingga tak menyebar ke rumah warga lainya.
Sedangkan peristiwa kebakaran ketiga terjadi Minggu 1 September sekira pukul 16.10 Wita. Mengakibatkan rumah warga Desa Bonra Kecamatan Mapilli mengalami kerusakan. Kebakaran di rumah warga bernama Sania (50) diduga akibat hubungan arus pendek listrik.
“Penyebab kebakaran dugaan sementara diduga akibat hubungan arus pendek, kebakaran ini masuk kategori ringan,” terang Kepala UPTD Damkar Polman Imran.
Ia juga menyampaikan tidak ada korban jiwa dalam tiga peristiwa kebakaran tiga hari terakhir ini. Ia tetap mengimbau agar masyarakat wapasai kebakaran. Memperhatikan panel listrik dan kompornya sebelum beristirahat atau meninggalkan rumah. (mkb)