JAKARTA, RADAR SULBAR – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyampaikan komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan kerja sama pembangunan dengan negara-negara di Afrika, terutama di sektor kesehatan dan energi, menjelang Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2.
“Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama pembangunan dengan negara-negara di Afrika sebagai mitra alternatif yang setara dan dapat diandalkan,” kata Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu RI Siti Nugraha Mauludiah di Jakarta, melalui rilis pers yang diperoleh ANTARA, Minggu.
Ia mengatakan bahwa Indonesia telah lama berperan aktif dalam kerja sama pembangunan internasional di antara negara-negara berkembang, termasuk dengan negara-negara Afrika.
Dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah melaksanakan sekitar 60 program Kerja Sama Selatan-Selatan Triangular (KSST) yang melibatkan sekitar 500 peserta dari kawasan Afrika.
Kerja sama tersebut mencakup berbagai sektor unggulan, antara lain pertanian, perikanan dan kelautan, kesehatan, energi, tata kelola yang baik, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pembangunan infrastruktur, manajemen risiko bencana, pemberdayaan perempuan, serta perdagangan dan investasi.
Inisiatif tersebut, menurut dia, semakin memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional sebagai negara donor baru yang diakui.
“Saya ingin menekankan bahwa saat ini Indonesia semakin diakui secara internasional sebagai mitra pembangunan yang dapat diandalkan bagi negara-negara berkembang, a reliable southern provider,” kata dia.
Komitmen Indonesia tersebut dinilai semakin nyata dengan didirikannya Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau Indonesia AID pada 2019, sebagai lembaga satu pintu untuk penyaluran bantuan pembangunan kepada negara-negara mitra.
Sejak berdirinya lembaga itu, ia mencatat kerja sama pembangunan Indonesia telah menjangkau 23 dari 54 negara di Afrika, atau sekitar 42 persen dari total negara di kawasan tersebut.
Sektor kerja sama yang dijalankan mencakup ketahanan pangan, kesehatan, dan energi.
Mauludiah mengungkapkan, dalam sektor ketahanan pangan, Indonesia telah memberikan dukungan pengadaan bahan pangan untuk mengatasi dampak bencana kekeringan di Kenya, Ethiopia, dan Madagaskar, serta program revitalisasi beberapa Pusat Pelatihan Pertanian di Gambia dan Tanzania.
Di sektor kesehatan, Indonesia juga telah menghibahkan obat-obatan dan alat kesehatan yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma kepada Mozambik dan Zimbabwe.
Pada 2023, Indonesia juga menyalurkan dukungan Vaksinasi Pentavalent produksi PT. Bio Farma sebanyak 1.580.000 dosis untuk Nigeria, yang disalurkan dalam dua tahap.
Terakhir di sektor energi, Indonesia memberikan pelatihan pembangunan kapasitas energi surya bagi Namibia, Mozambik, Sudan, Senegal, dan Tanzania.
Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2 yang akan digelar pada 1-3 September 2024 mengangkat tema “Semangat Bandung untuk Agenda 2063 Afrika.”
Forum tersebut menjadi momentum untuk memperkuat hubungan konkret antara Indonesia dan Afrika, yang diharapkan dapat membawa kemakmuran bersama. (ant)