MAMUJU, RADAR SULBAR –Seorang anak asal Desa Rantedoda Kecamatan Tapalang Kabupaten Mamuju, Muh Abizar (3 tahun) meninggal dunia, Sabtu dini hari 24 Agustus 2024.
Isu beredar diduga karena vaksin polio. Namun hal ini tak dibenarkan Pihak Puskesmas Tapalang.
Petugas Kepegawaian Puskesmas Tapalang Akbar menerangkan, pelaksanaan vaksin dilaksankaan pada 15 Agustus 2024. Hal dimungkinkan terjadi Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Namun kronologinya, anak tersebut datang melaporkan gejala yang dialami Abizar pada 22 Agustus 2024.
“Keluarga membawa pasien datang ke puskesmas Tapalang, anak ini sesak, leher berlendir,” kata Akbar, dikonfirmasi 24 Agustus 2024.
Atas kejadian itu, pasien disarankan dirujuk ke RS di Mamuju untuk penanganan lebih lanjut, hanya saja pihak keluarga memilih untuk dirujuk ke Majene atas dasar tidak mempunyai keluarga di Mamuju. Terakhir pungkasnya mendapat kabar duka meninggalnya pasien tersebut.
“Jadi kita rencana di Majene menunggu diagnosa. Kami masih mengumpulkan data,” kata Akbar.
Sementara Penanggung Jawab Program Rahmia mengatakan, Setelah vaksin pada 15 Agustus semestinya masuk KIPI 1 kali 24 jam. Namun tidak ada KIPI 1 kali dalam 24 jam sebab anak kembali ke Posyandu dalam keadaan sehat dan diberikan vitamin pada 19 Agustus.
“Jadi bukan karena vaksin polio,” kata Rahmia
Lanjut, Pada tanggal 22/8/2024 pukul 6.14 pasien datang ke PKM Tapalang dengan keluhan sesak berlendir sejak semalam sebelum ke PKM Tapalang seblumnya pasien mengalami batuk dan demam kurang lebih satu minggu serta kurang nafsu makan. Pasien rencana rujuk jam 9.00 tetapi keluarga menolak untuk dirujuk kek RSUD Mamuju dengan alasan tidak mempunyai keluarga di mamuju.
Pukul 11.30 keluarga pasien membawa pasien pulang dari PKM Tapalang dengan alasan keluarga ingin membawa pasien ke Majene dengan alasan neneknya orang Majene.
Tanggal 23/8/2024 Pukul 22.00 wita Pasien masuk di PKM Pamboang dalam keadaan sesak dan leher bunyi karena lendir banyak Pukul 22.30 Wita pasien langsung di rujuk ke RS Majene
Pukul 22.59 Pasien diterima di RSUD Majene dengan kondisi memburuk dan gelisah dengan saturasi 87 dengan dx dispnue ec suspek Broncho pneumonia+ susp ARDS . Tanggal 24/8/2024 Pukul 00.15 Pasien meninggal
Sementara pihak keluarga pasien, Sulpi membeberkan, setelah menjalani imunisasi tahap II, anak mengalami demam. Kemudian setelah kembali ke posyandu untuk vaksin pada 18 Agustus, gejala lain muncul, anak mengalami sesak nafas pada tanggal 19 Agustus 2024. Dengan kondisi anak semakin lemah maka pihak keluarga merujuk ke RS Majene pada 23 Agustus.
Jumat 23 Agustus anak dirawat di RS Majene, sekira pukul 02 Sabtu dinihari 24 Agustus anak dinyatakan meninggal dunia. (jaf)