Kontingen Sulbar Menuju 02SN Tingkat Nasional, Pelatih Batal Berangkat Karena Kendala Anggaran

  • Bagikan
ist

MAMUJU, RADAR SULBAR –Sulbar tak ingin ketinggalan momen Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SMA/MA/ Sederajat yang dilaksanakan di Jakarta, 11-17 Agustus 2024.

Kontingen Asal Sulbar, untuk SMA dan SMK, rencananya berangkat pukul 14.00 Wita Minggu 11 Agustus 2024.

Khusus peserta O2SN, untuk SMK empat orang dan dan SMA 10 orang. Ketua Kontingen yang diutus dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulbar telah memastikan fasilitasi bagi peserta sudah sesuai harapan peserta. Kecuali bagi Pendamping atau Pelatih, harus menanggung dana awal untuk keperluan diri selama kegiatan.

Kabid SMK Disdikbud Sulbar Irham mengatakan, sangat penting keterlibatan pelatih mengikuti ajang O2SN di tingkat nasional sebab mereka pendamping/pelatih lebih memahami setiap cabang yang dipertandingkan.

“Kita upayakan pelatihnya yang berangkat sebab kadang dalam lomba, itu ada aturan-aturan namun kita tidak bisa protes karena tidak paham, tetapi kalau pelatih yang berangkat bisa berdebat disana, apalagi kalau merugikan kita punya atlet,” kata Irham.

Terpisah salah satu pelatih atlet menyatakan mundur, sehari sebelum pemberangkatan. Alasannya terkendala anggaran. Karenanya, dia yang awalnya telah terdaftar sebagai pendamping dan terjadwal berangkat pada 11 Agustus harus dicensel.

“Kalau pakai dana awal saya tidak punya, jadi saya pasrah, tidak apa-apa yang penting anak-anak berangkat,” ucap salah seorang pelatih Atlet Silat yang tak ingin disebutkan identitasnya.


Berdasarkan Pedoman O2SN 2024 SMA/MA/Sederajat yang dikeluarkan Balai Pengembangan Talenta Indonesia Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, para peserta yang lulus ke tingkat nasional ditambah satu orang Ketua Kontingen akan dibiayai oleh pusat. Sedangkan untuk pendamping peserta seperti pelatih itu akan ditanggung oleh Pemda melalui APBD.

Sebenarnya, Pemda dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar telah mengalokasikan anggaran untuk para pendamping atlet, hanya saja mekanismenya tidaklah sesuai harapan pendamping, sebab anggaran yang disediakan dalam kas dapat tersalur setelah kegiatan, atau sepulang dari pelaksanaan kegiatan. Karenanya, pendamping harus menemukan solusi mendapatkan dana awal untuk segala keperluan selama kegiatan. Hal inilah yang menjadi kendala salah satu pendamping peserta O2SN Sulbar sehingga membatalkan pemberangkatan. (jaf)

  • Bagikan