Dua Kali, Pemkab Mamuju Terima Penghargaan UHC Award Atas Komitmen Hadirkan Layanan Kesehatan Gratis

  • Bagikan

JAKARTA, RADAR SULBAR – Untuk kali kedua, Pemerintah Kabupaten Mamuju kembali menerima penghargaan Universal Health Coverage (UHC) dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Atas komitmen menghadirkan layanan kesehatan yang adil, bermutu dan tanpa hambatan finansial bagi masyarakat.

Bupati Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi, turut menerima UHC Award yang digelar di The Krakatau Grand Ballroom TMII Jakarta.

Atas apresiasi tingkat nasional tersebut, Sutinah mengaku bangga telah mampu mempertahankan komitmen untuk menghadirkan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat Mamuju.

“Ini tentu akan menjadi motivasi bagi kita untuk selalu berupaya memberikan layanan dasar dan sangat dibutuhkan masyarakat, meskipun komitmen ini kita lakukan ditengah keterbatasan finansial kita, namun saya ingin memastikan masyarakat Mamuju bisa terjamin layanan kesehatannya, tanpa harus takut tidak mampu membayar kalau masuk Rumah Sakit atau Puskesmas,” ungkap Sutinah.

Terkonfirmasi melalui Dinas Sosial Kabupaten Mamuju, saat ini pemerintah yang melaksanakan visi Mamuju Keren, kembali mampu mengakomodasi hingga 98 persen masyarakat untuk mendapatkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui kepesertaan BPJS Kesehatan. Persentase ini setara dengan capaian nasional, dan membawa Mamuju meraih UHC Award dengan kategori Madya.

Meski cenderung menjadi kebijakan yang kurang populis, dan tidak banyak mendapat perhatian publik, dikarenakan tidak serta merta dapat disaksikan secara langsung sebagaimana pembangunan jalan dan jembatan, namun kebijakan pada layanan dasar sektor kesehatan ini telah diintervensi melalui alokasi anggaran dari APBD Mamuju rata-rata Rp60 miliar setiap tahunnya.

“Kalau anggaran senilai ini kita alokasi untuk membangun jalan, tentu sudah banyak jalan yang bisa kita perbaiki, namun lagi-lagi saya tidak mau jalanan nanti bagus tapi masih banyak masyarakat yang sakit dan takut berobat, jual barang supaya bisa ke puskesmas atau ibu hamil yang tidak bisa dirawat dan mengalami kematian hanya gara-gara tidak ada biaya,” kata Sutinah.

“Itulah sebabnya, kita terus berkomitmen untuk menghadirkan layanan kesehatan gratis ini sebagai salah satu program prioritas,” tandas Sutinah Suhardi. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version