“Salah satu pemicu munculnya serangan tikus karena penanaman tidak serentak. Selain itu petani tak melakukan pembersihan gulma,” terangnya.
Ia berharap pelatihan ini meningkatkan pengetahuan petani dalam upaya mengatasi serangan tikus. Dahlia mengaku program pelatihan gerdal pencegahan hama tikus sudah dilakukan dua tahun terakhir ini. Tahun lalu ada serangan di beberapa kecamatan seperti Wonomulyo dan Tapango. Tetapi dengan adanya kegiatan ini serangan tikus mulai turun.
Dalam pelatihan ini juga menghadirikan dua pemateri yakni akademisi Fakultas Pertanian Unasman Polman, Dr Marjani Aliayahd dan Koordinator POPT Sulbar perwakilan Polman,Yonatan. Keduanya menjelaskan beberapa upaya pengendalian hama tikus salah satunya kembali dilakikan gropyokan dimana pengendalian dengan peralatan lengkap (pemukul, emposan, jaring dan sebagainya) yang dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat yang terkoordinir dan terencana dalam satu hamparan pertanaman yang luas
Kemudian pengumpanan, pemasangan jaring, penggenangan, sanitasi, pengendalian hayati dan pengaturan pola tanam. (mkb)