POLEWALI, RADAR SULBAR — Menjadi orang tua kerap kali mengalami berbagai tantangan untuk menjaga perkembangan anak, terutama apabila anak sedang sakit. Hal ini juga yang sedang dialami Fitriani (36), warga Polewali Mandar yang tengah menemani buah hatinya berobat di Puskesmas Pekkabata, Kabupaten Polewali Mandar.
Fitriani sedang menemani anak keduanya yang menjalani rawat inap di Puskesmas Pekkabatta akibat muntaber. Muntaber adalah kondisi yang diakibatkan adanya peradangan pada saluran cerna sehingga menimbulkan gejala diare, mual, hingga muntah. Hal ini karena adanya infeksi virus, bakteri, ataupun parasit. Muntaber memang kerap dialami oleh pasien balita.
Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh balita yang belum sempurna. Balita belum terlalu mengerti tentang adanya konsep kebersihan sehingga kerap terjangkit muntaber. Lingkungan yang kurang bersih, makan makanan yang tidak higienis, memasukkan barang-barang yang terjangkit virus, bakteri, atau parasit penyebab muntaber bisa menjadi kontak awal terjangkitnya muntaber.
Anak kedua Fitriani yang bernama Aidhil Qadrie ini dirawat di puskesmas dengan memanfaatkan kartu JKN. Sebagai peserta segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI), Fitriani mengaku sudah kedua kalinya ini menggunakan JKN untuk anak keduanya tersebut.
”Aidhil punya JKN sejak 2023, setelah lahir. Dulu waktu lahir kan operasi caesar di RSUD, pakai JKN juga dan sekarang waktu sakit juga masih pakai,” jelasnya.
Sebagai ibu, Fitriani merasa bersyukur saat mengalami kondisi tak terduga seperti saat itu dia memiliki kartu JKN yang dirasanya sangat membantu.
”Baru kali ini Aidhil sakit hingga dirawat inap. Saya kasihan kondisinya muntah diare sampai lemas. Makanya saya buru-buru bawa ke Puskesmas. Untungnya ada JKN, jadi saya tidak lagi memikirkan soal biaya berobat,” ungkap Fitriani.
Balita laki-laki tersebut saat dipangku ibunya, terlihat menggunakan infus yang terpasang di tangannya. Tampak lemas, Aidhil terlihat sesekali menangis akibat kondisi sakit yang dideritanya. Fitriani mengaku sewaktu Aidhil lahir, terpaksa dirujuk ke RSUD untuk menjalani operasi caesar.
”Waktu itu saya sempat takut dan ingin kekeuh melahirkan normal. Saya kepikiran soal biayanya yang besar. Tetapi karena kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya tetap dioperasi,” terangnya.
Beruntungnya, Fitriani saat itu sudah memiliki kartu JKN sehingga dapat merasakan manfaatnya.
”Saya tidak menyangka tidak dipungut biaya sama sekali berkat terdaftar sebagai peserta PBI. Sangat bersyukur sekali,” ungkapnya.
Tak hanya itu, saat anak keduanya sakit kali ini pun Fitriani mengaku tidak diminta biaya pengobatan sepeserpun.
”Benar-benar gratis. Saya jadi bisa fokus merawat anak yang sakit tanpa pusing soal biayanya,” jelas Fitriani.
Fitriani juga mengatakan selama memanfaatkan fasilitas dari program JKN, pelayanan kesehatan yang diterimanya juga maksimal.
”Dokter dan petugas kesehatan lainnya ramah-ramah. Saya dilayani dengan sangat baik. Awalnya saya takut akan dapat pelayanan yang kurang memuaskan karena dapat pengobatan gratis, tapi ternyata dugaan saya salah. Justru pelayanannya baik,” terangnya.
Saat ini, Fitriani berharap anaknya segera sembuh dan bisa pulang ke rumah. Ibu dua anak ini juga berharap dapat kartu JKNnya dapat tetap dimanfaatkan jika dibutuhkan untuk ke depannya.
”Saya berharap Program JKN ini terus ada karena sangat membantu terutama untuk masyarakat kecil seperti saya ini. Mau melahirkan sampai anak sakit tidak lagi pusing soal biayanya, jadi bisa lebih fokus mengurus anak,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Fitriani juga berharap pelayanan dari puskesmas dan rumah sakit dapat terus ditingkatkan.
”Walaupun sekarang pun sudah memuaskan, tapi saya kira tetap perlu ditingkatkan untuk ke depannya. Agar semua pasien dapat merasakan pelayanan kesehatan yang baik dan maksimal,” tutupnya. (rls/mkb)