Jaringan Irigasi Rusak, Garapan Sawah Ratusan Hektar di Desa Paku Terhambat

  • Bagikan
RUSAK. Kades Paku Kecamatan Binuang Syarifuddin menunjukkan saluran irigasi yang sudah rusak mengakibatkan sawah petani tak dialiri air. --ist--

POLEWALI, RADAR SULBAR — Imbas dari rusaknya jaringan irigasi tersier di Desa Paku Kecamatan Binuang, ratusan hektare lahan sawah petani tak maksimal diolah karena tak dialiri air.

Saluran irigasi yang rusak ini mencapai ribuan meter dari Paku hingga Mirring Kecamatan Binuang. Padahal saluran irigasi ini merupakan andalan bagi petani untuk mendapatkan air dalam mengola lahan pertaniannya.

Kepala Desa Paku Kecamatan Binuang Syarifuddin saat ditemui, Senin 1 Juni mengatakan, dari 660 hektare sawah hanya 180 hektare saja yang bisa teraliri air dengan maksimal.

“Bendungnya ini 1.000 hektare juga mampu dialiri air. Hanya masalahnya itu saluran irigasi yang rusak. Dari lima kilometer panjang saluran irgasi ada tiga kilometer yang bermasalah,” jelas Syarifuddin.

Pemerintah desa kata dia sudah berulangkali memasukkan permohonan bantuan untuk perbaikan irigasi Paku. Baik kepada anggota Komisi V DPR RI, ke DPRD Sulbar, kemudian proposal ke Dinas Pertanian Provinsi Sulbar dan Balai Sungai Popengan Jeneberang Makassar juga sudah dilakukan. Bahkan pengajuan porposal bantuan perbaikan irigasi sejak tahun 2016.

Syarifuddin mengatakan, pihak Balai Sungai bahkan sudah pernah menjanjikan akan ada perbaikan pada tahun 2021. Sudah empat kali pertemuan di kantor desa ternyata sampai saat ini belum realisasinya. Bahkan tahun 2024 ini kembali dijanji akan dikerjakan tetapi belum ada tanda-tanda dimulai pekerjaan.

Pihak Balai Sungai bahkan sudah turun tahun 2021 melakukan pengambilan gambar dan mengukur saluran irigasi yang rusak. Tetapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan dikerjakan.

Kades Paku juga mengatakan, ia bersama warganya sudah pernah mendatangi pihak Balai Sungai Jeneberang di Makassar. Bersamaan saat itu juga ada kunjungan Bupati Luwu dan bupati lainnya hanya dari Polman dirinya yang hadir.

Jaringan irigasi dan bendung di Paku ini dibangun ditahun 1980. Sudah 30 tahun saluran irigasi di Paku tidak diperbaiki sekala besar.

“Selama ini hanya rehab sedikit-sedikit padahal seharusnya direhab secara keseluruhan,” pintanya.

Ia juga menyampaikan, akibat dari kerusakan saluran irigasi tersebut hasil panen masyarakat tidak maksimal. Bahkan petani terpaksa lambat turun sawah karena hanya mengandalkan hujan saja untuk mengolah sawah.

Salah seorang petani Desa Paku Abd Kadir yang ditemui berharap pemerintah segera melakukan perbaikan saluran irigasi. Sehingga petani bisa menggarap sawahnya dengan maksimal dan lebih banyak lagi lahan yang bisa teraliri.

“Kita berharap segera ada perbaikan karena pengolahan sawah selama ini tidak bisa maksimal karena kondisi air yang sangat kurang,” jelas Abd Kadir. (arf/mkb)

  • Bagikan