POLMAN, RADAR SULBAR – Tim relawan Bebas Manggazali bergerak cepat mendatangi rumah seorang ibu yang tinggal di gubuk kayu tanpa listrik di Dusun Baruga, Desa Batetangga, Kecamatan Binuang.
Marni sapaannya berusia 40 tahun di sana, tinggal bersama tiga orang anaknya di sebuah gubuk berukuran 2 x 2 meter dengan beratapkan daun rumbia.
Gubuk tempat dia dan ketiga anaknya berlindung pun nyaris ambruk. Dindingnya yang terbuat dari terpal dan kayu telah lapuk dimakan usia.
Kasur empuk mungkin menjadi barang mewah bagi Marni dan ketiga anaknya. Selama ini, mereka berempat hanya tidur dengan lantai bambu tanpa pengalas.
Ia menghidupi keluarganya seorang diri setelah suaminya dikabarkan menikah lagi dengan perempuan lain.
Raut bahagia itu terlihat ketika didatangi oleh para tim relawan Andi Bebas Manggazali, Kamis 27 Juni 2024 siang.
Kedatangan relawan ini setelah Bebas Manggazali mendapatkan informasi dari wartawan. Seketika Bebas langsung memerintahkan timnya untuk secepatnya mendatangi rumah janda tiga anak itu.
Tanpa berpikir panjang para relawan pun langsung mengunjungi tempat tinggal Murni yang jaraknya cukup jauh dari pusat Kota Polewali.
Menuju ke lokasi relawan harus melewati tanjakan dan masuk hutan. Pasalnya rumah Murni berada di sebuah perkebunan warga.
Setibanya di sana, para relawan tak kuasa menahan sedih melihat kondisi seorang ibu yang menghidupi tiga anaknya di tengah pelik kehidupan.
Sebelum meninggalkan Marni, para relawan memberikan sejumlah bingkisan paket sembako untuk membantu meringankan beban ekonomi ibu tiga anak itu.
Marni memiliki tiga anak, dua diantaranya sudah berusia 12 dan 14 tahun. Untuk membantu ibunya ia terpaksa harus bekerja paruh waktu di sebuah kandang peternakan ayam potong tak jauh dari gubuk miliknya tersebut. (*)