Darurat Demam Berdarah, Dinkes Polman Masifkan Fogging

  • Bagikan
FOGGING. Petugas Puskesmas Kebunsari bersiap melalukan fogging di Desa Nepo pekan lalu. Kasus DBD di Polman meningkat dalam dua bulan terakhir ini hingga dinyatakan KLB. -ist--

POLEWALI RADAR SULBAR –Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar (Polman) menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal tersebut dilakukan usai terdapatnya kasus yang melonjak akibat DBD dalam sebulan terakhir ini.

Kepala Dinas Kesehatan Polman dr Mustaman mengatakan, status KLB dilakukan pihaknya karena telah mencatat selama bulan Januari hingga awal Juni 2024 sudah mendekati angka 300 kasus. Bahkan paling tinggi kasus DBD pada Bulan Mei sebanyak 104 kasus. Angka ini lebih tinggi dibanding periode Januari-Mei tahun 2023 lalu. Tetapi dari ratusan kasus belum ada dinyatakan meninggal karena terserang DBD.

“Kasus DBD hingga awal Juni ini hampir mencapai 300 kasus sehingga sudah dikategorikan KLB. Kasus terbanyak terjangkit DBD di wilayah Puskesmas Pekkabata khususnya di Kelurahan Darma,” terang dr Mustaman saat dikonfirmasi, Rabu 12 Juni.

Ia mengatakan beberapa upaya dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD. Selain melakukan fogging di wilayah yang ada kasus DBD juga menurukan tim melakukan penyelidikan epidiomologi termasuk melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor.

“Kami juga melakukan edukasi ke masyarakat termasuk mengadakan larvasida, abatesasi dan survailance vektor. Penyebab utama munculnya DBD karena kebersihan lingkungan. Kami menghimbau masyarakat untuk melakukan pencegahan DBD melalui 3M Plus, yaitu : menutup, menguras, menyingkirkan atau mendaur ulang barang penyebab genangan serta plus seperti : menaburkan bubuk larvasida, menggunakan obat nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk dan lainya,” terang mantan Direktur RSUD Wonomulyo ini.

Menurutnya DBD adalah penyakit disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes Aegepty. Penyakit ini biasanya menyerang saat musim penghujan dan pancaroba. Musim penghujan yang lembab dan banyak genangan air menyebabkan perkembangbiakan nyamuk meningkat. Penyakit ini bisa terjadi pada anak-anak maupun dewasa.

Walaupun demikian, Dinkes telah melakukan berbagai langkah antisipasi guna terus menekan besaran kasus demam berdarah ini. Sejumlah petugas puskesmas dan Dinkes diterjunkan ke masyarakat untuk memberi edukasi pentingnya menjaga kebersihan dan membagikan obat pemberantas nyamuk.

“Tapi yang paling penting memang pemberantasan sarang nyamuk, itu yang kami sampaikan. Terakhir memang pengasapan, itu kalau memang sudah ada penderita, tetapi terpenting pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan 3 M Plus,” tandasnya.

Ia juga mengajak warga untuk memberantas sarang nyamuk. Apabila jumlah penderita dalam waktu dekat meningkat signifikan, maka akan dilakukan pengasapan atau fogging guna memberantas sarang dan penyebaran nyamuk. (mkb)

  • Bagikan

Exit mobile version