Tampil Sebagai Pembicara di Forum Sastra Internasional, Ika Lisrayani Ceritakan Perkembangan Sastra di Sulawesi.

  • Bagikan

MALAYSIA, RADAR SULBAR — Kepala Taman Budaya dan Museum Sulawesi Barat, Ika Lisrayani didaulat menjadi salah satu pembicara di forum sastra internasional yang digelar di Malaysia.

Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia bersama Komunitas Puisi Esai ASEAN mempercayakan Ika Lisrayani untuk mewakili Indonesia dalam Seminar Sastera dan Puisi Esai sebagai rangkaian dari Festival Kesusasteraan, Kesenian dan Puisi Esai Antar Bangsa ke – 3 Tahun 2024 di Sabah, Malaysia pada 8- 9 Juni 2024.

“Saya diundang kapasitasnya sebagai Kepala Taman Budaya dan Museum Sulawesi Barat sebagai salah satu lembaga pemerintah yang giat melaksanakan event-event kesusasteraan, kesenian dan budaya di Sulawesi Barat dengan judul materi Perkembangan Sastera di Sulawesi khususnya di Sulawesi Barat,” kata Ika, ketika dikonfirmasi langsung melalui WhatsApp di Malaysia, Sabtu 8 Juni.

Dalam forum tersebut, Ika menyampaikan beberapa poin materi. Salah satunya perkembangan sastra di Sulawesi. Menurutnya, sastra di Sulawesi, khususnya di Sulawesi Barat sudah semakin menggairahkan. Hal itu ditandai dengan lahirnya Sang Panglima Puisi dari Tanah Mandar Husni Djamaluddin di era tahun 1970-an yang menjadi inspirator bagi para pegiat sastra dan penulis-penulis muda di Sulbar.

“Bertumbuhnya komunitas-komunitas sastra, komunitas teater dan pegiat sastra semakin menambah warna kesusasteraan di daerah kita. Terkadang karya-karya sastra seperti puisi tidak hanya berdiri sendiri tetapi dapat dikolaborasikan dengan alat musik sehingga menjadi sebuah karya musikalisasi puisi,” ujar Ika.

Begitu pula dengan peran Taman Budaya dan Museum Sulbar, yang terus mendorong generasi muda untuk mengasah kemampuan dalam membuat sebuah karya sastra. Baik melalui lomba cipta puisi yang menjadi event tahunan taman budaya, workshop penulisan puisi, penulisan ide kreatif, bincang sastra dan sebagainya.

Menurutnya, taman budaya juga berfungsi sebagai forum interaksi antar pegiat sastra, pegiat budaya serta pegiat kesenian. Selain itu menjadi laboratorium sastra yang berhubungan dengan penggalian khasanah tradisi lokal sebagai penciptaan sastra Indonesia genre Mandar.

“Tahun ini event sastra akan kembali digelar di Taman Budaya Sulbar, yaitu Pekan Sastra yang juga akan menghadirkan Komunitas Puisi Esai ASEAN di bulan November, mendatang,” sebut Ika.

Forum ini, kata Ika, dihadiri oleh beberapa perwakilan negara se ASEAN. Seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura. (ajs)

  • Bagikan

Exit mobile version