MAMUJU, RADAR SULBAR — Setelah belasan tahun berjuang merekam dan mencatat data terkait 41 tokoh yang pernah, bahkan masih menjabat sebagai bupati yang tersebar di enam kabupaten se Sulbar, Sarman Sahuding akhirnya meluncurkan buku yang berjudul Jejak Langkah dan Pemikiran Bupati di Sulbar 1960 hingga 2023.
Peluncuran buku sejarah yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Sulbar yang diterbitkan oleh penerbit buku Kompas itu, berlangsung di water park D’Maleo Hotel, Mamuju, Sulbar, Selasa, 28 Mei 2024.
Sarman Sahuding mengungkapkan, penulisan buku Jejak Langkah dan Pemikiran Bupati di Sulbar 1960 hingga 2023 dimulai sejak 2005 yang dilakukan selama enam bulan dari April hingga Oktober.
“Awalnya saya bekerjasama dengan almarhum Tashan Burhanuddin dan almarhumah Puspawati Lazim. Jasa kedua figur itu begitu besar dalam pengumpulan data puluhan mantan bupati,” kata Sarman Sahuding dalam bukunya.
Seiring berjalannya waktu, kata dia, sudah tak terhitung pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam perampungan naskah buku yang ditulisnya.
“Dari palung hati yang paling dalam, saya ucapkan beribu terimakasih. Khususnya pada para guru besar dan sejumlah tokoh yang dengan ikhlas berkenan menuangkan gagasan infomatif dengan penuh inspirasi yang kuat,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas, Paulus Tri Agung Kristanto menjelaskan, buku sejarah ditulis untuk merekam dan mempertahankan catatan tentang peristiwa dan kejadian penting dalam sejarah manusia, salah satunya perjalanan seorang tokoh.
“Buku tentang sesuatu yang sudah berlalu dan pernah terjadi juga membantu kita memahami bagaimana peristiwa masa lalu dan mungkin jadi dasar apa yang kita rasakan dan lihat saat ini. Demikianlah prolog yang disampaikan Prof Aidir Amin Daud, seorang wartawan, akademisi dan birokrat dalam buku berjudul Jejak Langkah dan Pemikiran Bupati di Sulbar (1960-2023), karya sahabat kita Sarman Sahuding, seorang jurnalis,” ujar Paulus Tri Agung Kristanto.
Buku karya Sarman Sahuding itu, kata dia, bukanlah sekadar kumpulan narasi sejarah, tetapi juga sebuah upaya mendokumentasikan perjalanan panjang para bupati yang pernah memimpin daerah Sulbar.
“Sejarah yang terukir dalam buku ini mengajak kita untuk mengenang dan memahami berbagai dinamika yang terjadi selama lebih dari enam dekade terakhir. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari buku ini,” pungkasnya.
Buku Jejak Langkah dan Pemikiran Bupati di Sulawesi Barat (1960-2023) ini menggambarkan pula bagaimana semangat perjuangan para pahlawan yang diteruskan oleh para pemimpin daerah. Setiap bab dalam buku ini adalah saksi dari kerja keras, dedikasi dan cinta mereka terhadap Sulbar.
“Mereka adalah penerus semangat juang yang diwariskan oleh pahlawan kita. Tentu akan sangat baik, jika dari Sulbar ini juga ada buku yang dilahirkan tentang pejuang masa lalu dari daerah ini yang turut serta mewarnai perjuangan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tutur Paulus Tri Agung Kristanto.
“Jangan sampai generasi penerus di daerah ini sampai “kepaten obor”, dalam Bahasa Jawa, yang berarti kehilangan nyala obor, karena tidak mengetahui sejarah bangsa, termasuk orang-orang yang berjasa pada negeri ini dan daerah ini. Jangan sampai “orang tua” kita yang berjasa menjadikan kita di sini menjadi seperti saat ini, terlupakan, terkubur bersama dengan tanah dan masa lalu kita,” sambungnya.
Buku ini kian menarik, kaya pengetahuan dan mendalam, sebab penulis juga menuliskan sejarah pembentukan Provinsi Sulbar, pembentukan kabupaten yang menentukan warna daerah ini dan catatan dari 31 tokoh dari berbagai kalangan. Inilah sajian lengkap mengenal Sulbar.
“Sekali lagi, kita patut berterimakasih pada bang Sarman Sahuding yang mencurahkan waktu dan tenaga untuk menulis buku ini, beserta semua pihak yang mendukungnya. Penerbit Buku Kompas, yang adalah bagian tak terpisahkan dari Harian Kompas (Kompas.id), berterima kasih pula kepada bang Sarman serta pemimpin dan warga Sulbar yang mempercayakan buku yang bernas ini dan berproses sejak tahun 2005 ini, dipercayakan kepada kami. Semoga buku ini dapat menjadi sumber inspirasi dan pelajaran bagi kita semua. Semoga Sulawesi Barat terus maju dan berkembang di bawah kepemimpinan yang bijaksana, berkeadilan dan visioner,” tutup Paulus Tri Agung Kristanto. (ajs/jaf)