MAMUJU, RADAR SULBAR – Dalam setiap langkah pembangunan, literasi memiliki peran yang tak tergantikan. Melalui literasi, masyarakat mengakses pengetahuan, memperluas wawasan, dan membangun keterampilan yang membantu mereka menavigasi kompleksitas zaman ini.
Namun, tak bisa diabaikan fakta bahwa di tengah gemuruh teknologi dan informasi, masih banyak desa yang terpinggirkan dari akses literasi yang memadai. Jumlah desa/kelurahan seluruh Indonesia sebanyak 83.971 desa/kelurahan (BPS, 2023) dan berdasarkan Data Perpustakaan Nasional tahun 2023 jumlah perpustakaan desa/kelurahan sebanyak 17.429 desa/kelurahan atau 20,76%.
“Ini adalah panggilan bagi kita semua untuk bertindak lebih proaktif dan holistik dalam mendirikan serta mengembangkan perpustakaan di setiap sudut desa kita,” ungkap Liviyanti Sampe Buntu, S.E, Kabid Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca, Dinas Perpustakaan & Kearsipan Daerah Provinsi Sulawesi Barat.
Mencerdaskan bangsa adalah satu amanat Undang-Undang Dasar 1945 yang harus dilaksanakan oleh pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu upaya pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu melalui Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan yang memuat kewajiban pemerintah untuk memastikan seluruh masyarakat tanpa terkecuali mendapatkan hak yang sama untuk memperoleh layanan serta memanfaatkan dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan sebagai sumber pengetahuan dan informasi untuk membangun kehidupan yang berkualitas. Untuk itu, Perpustakaan Nasional terus mendorong peningkatan pelayanan perpustakaan hingga di tingkat desa/kelurahan.
Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) dan Bahan Bacaan Bermutu Tahun 2024 merupakan salah satu kegiatan utama Perpustakaan Nasional RI dalam upaya Penguatan Budaya Baca dan Literasi hingga di tingkat desa/kelurahan. Program ini adalah strategi pemerintah dalam memerangi rendahnya budaya literasi, inovasi, dan kreativitas dengan kondisi lanjutan seperti berikut:
- Literasi memiliki kontribusi positif dalam rangka membantu menumbuhkan kreativitas dan inovasi, serta meningkatkan keterampilan dan kecakapan sosial yang sangat dibutuhkan pada era revolusi industri 4.0;
- Angka membaca selain kitab suci baik cetak maupun elektronik baru mencapai 45,72%;
- Nilai Tingkat Kegemaran Membaca 52,92 (Perpusnas, 2018);
- Penduduk yang mengakses internet masih sebesar 43,47% (Susenas MSBP 2018).
Dengan kondisi tersebut, penajaman program Perpustakaan Nasional yang salah satunya yaitu penguatan kegemaran dan budaya literasi melalui kegiatan bantuan bacaan bermutu untuk perpustakaan desa/kelurahan dan taman bacaan masyarakat dapat betul-betul dimanfaatkan dalam rangka peningkatan pengetahuan masyarakat.
Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) adalah peningkatan peran dan fungsi Perpustakaan melalui pelibatan masyarakat sebagai wahana belajar sepanjang hayat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan pengguna perpustakaan. Program TPBIS adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional RI yang melibatkan pemerintah daerah baik provinsi maupun Kab/Kota untuk mengembangkan fungsi dan peran perpustakaan dalam memberikan pelayanan sehingga meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan.
Bimbingan Teknis (Bimtek) Strategi Pengembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi Komunikasi dan Bimtek Pengelola Perpustakaan Umum Tahun 2024 merupakan upaya peningkatan kapasitas bagi tenaga perpustakaan desa/kelurahan dan Taman Baca Masyarakat (TBM), sebagai bentuk pendampingan bantuan sehingga para tenaga perpustakaan mampu mendayagunakan koleksi perpustakaan bagi masyarakat, serta perpustakaan yang dikelola dapat mendukung berprosesnya transfer pengetahuan dan menjadikan perpustakaan sebagai wadah bagi masyarakat untuk menemukan solusi dalam permasalahan-permasalahan yang ada melalui membaca dan bertukar informasi.
Sejumlah 2.000 pengelola perpustakaan desa/kelurahan dan TBM dijadwalkan mengikuti Bimtek secara luring di 34 Provinsi di Indonesia dalam 4 gelombang yang dimulai dari tanggal 19 Mei hingga 14 Juni 2024. Untuk memperluas manfaat bantuan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) dan Bahan Bacaan Bermutu, 8.000 pengelola perpustakaan desa/kelurahan dan TBM lainnya akan mengikuti Bimtek serupa mulai bulan Juni 2024 secara daring. Bimtek akan diampu oleh 189 Pelatih Ahli yang berasal dari seluruh Indonesia dan telah mendapatkan pelatihan khusus persiapan Bimtek SPP TIK dan Bimtek Pengelola Perpustakaan Umum.
Dengan memberikan bimbingan teknis kepada para perpustakaan desa/kelurahan dan TBM, Perpustakaan Nasional berharap seluruh peserta Bimtek dapat menyerap setiap ilmu yang diberikan, dan dapat menerapkannya langsung dalam penyelenggaraan perpustakaan yang dikelola oleh para peserta Bimtek. Pengetahuan mengenai pengelolaan perpustakaan, pelibatan masyarakat, dan advokasi merupakan hal-hal mendasar yang perlu dimiliki oleh pengelola perpustakaan agar pelayanan perpustakaan yang berkualitas dapat diselenggarakan oleh perpustakaan secara berkelanjutan.
Bimbingan Teknis dilaksanakan selama 4 hari di Hotel Grand Maleo Mamuju, Sulawesi Barat, merupakan langkah konkret untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme para pengelola perpustakaan di seluruh Indonesia. Dengan dukungan semua pihak, perpustakaan dapat menjadi pusat belajar dan sumber informasi yang memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat. (*)