MAMUJU, RADAR SULBAR –Bahtiar Baharuddin kini menjalankan amanah sebagai PJ Gubernur Sulbar di Provinsi ke 33 ini. Mengawali tugasnya, Bahtiar langsung tancap gas melalui program Sinergi Menanam Sukun. Misinya menjadikan Sulbar sebagai sumber Sukun di Dunia.
Tanaman sukun (Artocarpus altilis), atau sering disebut breadfruit dalam bahasa Inggris, memiliki sejumlah kelebihan yang menjadikannya tanaman yang bernilai tinggi, terutama di daerah tropis.
Lebih jelas terkait manfaat Sukun ini telah disampaikan Birokrat Indonesia asal Bone Sulawesi Selatan ini, pada peluncuran program Sinergi Menanam Sukun di Sulbar. Momen tersebut bertepatan dengan hari pertama Bahtiar masuk berkantor sebagai PJ Gubenrur Sulbar, Senin 20 Mei 2024.
Menurutnya Tanaman Sukun bukan sekedar tanaman untuk sumber kehidupan melainkan juga sebagai perlindungan. Pengalaman saat menjabat sebagai PJ Gubernur Sulsel ia menyaksikan bencana longsor. Puluhan orang meninggal dunia.
“Oleh karena sebuah tanaman yang sengaja saya bawa dari Makassar, Sulsel, bahasa makassarnya ‘bakara’ bahasa bugisnya baka’,'” kata Bahtiar.
Yakni Tanaman Sukun, adalah endemk endemi khususnya Sulsel dan Sulbar. Bahkan dari pantauan Bahtiar, tidak banyak daerah yang mengembangkan tanaman Ini. Padahal, tanaman ini bisa tumbuh di manapun. Manfaat lain Tanaman Sukun menjadi sumber penyimpan air terbesar.
“Kalau sudah keliling-keliling cari mata air tidak ada carilah pohon sukun kalau ada pohon sukun insya Allah di situ ada mata air dan hasil riset IPB terkonfirmasi terakhir ternyata memang sukun adalah sumber penyimpan air terbesar karena akarnya panjang. Kalau dia sudah 50-an tahun bisa satu kilometer. Pohon pohon Sukun sangat kuat, bisa tumbuh di gunung berapapun tingginya gunung di lembah di pantai bahkan di pinggir-pinggir dan kalau ada pulau tidak ada air tawar tanamlah ini, 20 tahun 30 tahun kemudian pasti ada air tawar di situ,” terang Bahtiar.
Manfaat sebagai sumber kehidupan, Buah sukun ini adalah buah berkelas dijadikan tepung dan makanan berbagai olahan.
“Kalau dijadikan tepung, dan ternyata sudah diubah menjadi konversi pangan dan dunia kedokteran medis Sukun ini hasil riset Inggris menyatakan bahwa ini sangat baik untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus yaitu khususnya autis, ini makanannya,” ungkapnya.
Untuk itu, Bahtiar mendorong masyarakat Sulbar menanam Sukun. Bahkan ia berharap Sulbar menjadi tempat penghasil Sukun di Dunia.
“Ceklah 200 negara di dunia siapakah negara penghasil Sukun? tidak ada. 38 provinsi Indonesia adakah provinsi penghasil Sukun? tak ada. Maka saya sudah bilang Pak Sekda kita harus tanami Sukun di Seluruh Sulawesi Barat,”
“Kita pulihkan alam dengan Sukun dan ini menjadi ciri khas kita di Sulbar.. Dan ini menjadi peluang untuk memberi pesan khusus kepada Indonesia bahwa kita mengembalikan alam sebagai sumber kehidupan dan perlindungan,” tutup Bahtiar. (*)