MAMUJU, RADAR SULBAR – Firman (28) adalah anak dari Ilham (62), peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang baru saja menjalani tindakan operasi prostat di Rumah Sakit Mitra Manakarra, Kabupaten Mamuju.
Beruntungnya bagi orang tua Firman tersebut telah terdaftar dalam Program JKN, sehingga biaya operasi prostat ayahnya dapat dijamin oleh Program JKN. Ia menjelaskan bahwa baru satu hari yang lalu dilakukan tindakan operasi dan seluruh layanan sampai operasi ayahnya tidak mengeluarkan biaya sepeser pun.
“Kami merasa sangat tertolong sekali dengan adanya Program JKN ini. Selama ayah berobat mulai dari rawat jalan, tidak ada biaya sama sekali,” ungkapnya, Selasa (12/12).
Sebagai seorang staf yang bekerja di salah satu universitas di Provinsi Sulawesi Barat, menjadikan Firman sebagai tulang punggung bagi keluarganya, menggantikan sang ayah yang merupakan pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Bagi Firman, kesehatan orang tuanya adalah yang utama, kesembuhannya sangat dinantikan oleh Firman. Dengan adanya Program JKN, menjadikan harapan untuk sembuh dari penyakit prostat yang diderita oleh ayahnya bisa diwujudkan.
“Awalnya ayah saya mengalami gangguan buang air kecil. Tetapi diabaikan hingga terasa sakit dan menjadikannya sakit prostat,” jelas Firman.
Karena hal tersebut, lantas ayahnya memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat dari tempat tinggal. Karena dari puskesmas belum memiliki alat dan tenaga medis spesialis, Firman menjelaskan bahwa dengan segera dokter penanggung jawab di puskesmas untuk memberikan rujukan ke rumah sakit.
“Karena prostat ayah yang sudah membesar hasil rontgen dan Ultrasonografi (USG), akhirnya dokter memutuskan untuk segera melakukan tindakan operasi,” ceritanya.
Firman juga senang dengan pelayanan yang diberikan dengan menggunakan Program JKN. Karena dokter, perawat dan petugas administrasinya memberikan pelayanan dengan baik dan cepat. Belum lagi sarana dan prasarana di rumah sakit juga mendukung untuk kesembuhan dari pasien.
“Dokter dan perawat sangat baik dalam melayani. Kamar perawatan juga baik, kamar mandi juga bersih,” ujarnya.
Tak lupa juga Firman memberikan pesan kepada masyarakat yang masih belum terdaftar atau sudah menjadi peserta JKN, tetapi nonaktif karena lupa ataupun tidak membayar premi, agar segera melakukan pengecekan status kepesertaannya. Hal itu tentunya akan menghindari dari denda pelayanan apabila harus digunakan untuk mengakses layanan rawat inap.
“Jangan sampai saat sakit diketahui kepesertaan non aktif, nantinya malah jadi susah sendiri. Jadi kita harus menjaga kepesertaan kita agar tetap aktif setiap saat,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan rasa sesalnya terhadap masyarakat yang belum sadar akan pentingnya membayar iuran JKN, meskipun tidak menggunakan fasilitasnya. Ia pun berharap agar nantinya semakin banyak masyarakat yang taat membayarkan iurannya, agar Program JKN dapat terus berjalan secara berkesinambungan. Karena dalam Program JKN, prinsip gotong royong adalah hal yang utama.
“Hukumnya wajib membayar, meskipun kita tidak sakit. Saling membantu melalui membayar iuran, selain kita mendapatkan pahala yang setimpal, kita pun turut serta meringankan beban saudara kita yang saat ini perlu pembiayaan juga. Lebih sepakat jika saling menolong membantu yang sakit meski kita tidak sakit,” urainya.
Menutup perbincangan, Firman berharap keberlangsungan Program JKN, agar terus hadir memberikan perlindungan kepada masyarakat Indonesia untuk mengakses layanan kesehatan.
“Kami telah membuktikan bahwa Program JKN sangat bermanfaat, oleh karena itu semoga program ini selalu berkelanjutan. Semoga pelayanan yang baik ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh peserta JKN yang membutuhkan,” pungkasnya. (*)