POLEWALI RADAR SULBAR — Kegigihannya melestarikan kerajinan tenun sutera Mandar melalui sekolah menenun mengantarkan jurnalis Radar Sulbar, Rezki Amaliah meraih penghargaan dari Bupati Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar.
Rezki Amaliah bersama rekannya sesama pemuda mendirikan sekolah menenun sejak Desember 2021. Sekolah menenun ini didirikan di rumahnya di Desa Mombi Kecamatan Alu Kabupaten Polewali Mandar. Rezki mendirikan sekolah menenun demi melestarikan tradisi kerajinan tenun setempat.
Selain untuk pemberdayaan generasi muda, sekolah menenun didirikan demi mempertahankan kebudayaan asli daerah.
“Alasan mendirikan sekolah menenun karena saya resa melihat profesi menenun jarang diminati generasi muda. Tujuan didirikannya sekolah menenun untuk menciptakan wadah bagi generasi muda yang ingin belajar menenun, karena pembelajaran menenun sangat jarang ditemukan di sekolah formal,” tutur Rezki Amaliah ditemui usai menerima penghargaan dari Bupati Polman di Taman Harmonis Kantor Bupati Polman, Senin 4 Desember.
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka Majene ini mendirikan sekolah menenun secara swadaya bersama rekan sesama pemuda Mombi. Ide ini mendapat respon positif masyarakat Mombi yang secara sukarela membantu proses pembangunan ruang kelas belajar dengan memanfaatkan kolong rumah Rezki Amaliah.
Kegiatan sekolah menenun berlangsung setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu. Para peserta sekolah menenun ini merupakan remaja di desanya. Baik yang masih sekolah maupun sudah kuliah. Guru sekolah menenun ini, adalah warga yang piawai menggeluti profesi sebagai penenun.
Dua tahun berdiri, pada tahun 2023 sekolah menenun mulai mengembangkan bisnis dengan membentuk kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Warisan Tenun Negeri (Wangi). UMKM ini sudah mempekerjakan empat orang penenun dan dua orang tenaga penjahit untuk membuat produk kerajinan dari tenun sutra Mandar.
“Penenun yang bergabung dalam UMKM ini didominasi kepala rumah tangga perempuan. Mereka awalnya berhenti menenun, lantaran upah penenun yang minim. Tapi di kelompok UMKM kami, upahnya dinaikkan, untuk mendorong semangat mereka agar kembali menenun,” tutur gadis kelahiran 9 Juni 1996 ini.
Kelompok tenun Wangi sudah beberapa kali mengikuti pameran di Polman dan berbagai daerah di Sulbar hingga tingkat provinsi. Setiap mengikuti pameran, Rezki tetap melakukan edukasi tenun dengan membuka ruang belajar di stand pameran.
Ia menambahkan setiap hasil penjualan produk tenun digunakan untuk melakukan kegiatan sosial dan pemberdayaan. Seperti kegiatan workshop peningkatan kapasitas dan kemampuan penenun dan pemberian bantuan sembako untuk para penenun.
“Kelompok UMKM ini memang punya visi dan misi sosial, jadi bukan hanya sekedar mencari keuntungan tapi bagaimana kami bisa meningkatkan kemampuan dan mensejahterakan SDM,” tambah Rezki.
Kata dia, sekolah menenun juga pernah menjadi project social terbaik dalam event Super Young Leader PF Muda 2022.
Plt Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Polman, Aco Musaddad HM mengatakan Rezki Amaliah diberikan pengharaan oleh Pemkab Polman sebagai apresiasi prestasinya sebagai perintis berdirinya sekolah menenun sejak tahun 2021 di Desa Mombi Kecamatan Alu.
Menurutnya Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Polman memberikan penghargaan kepada sepuluh pemuda berprestasi diberikan secara langsung oleh Bupati Andi Ibrahim Masdar di pelataran Cafe Harmonis Kantor Bupati, Senin 4 Desember.
Salah satu pemuda berprestasi yang diberikan penghargaan adalah pendiri sekolah penenun di Des Mombi Alu, Rezki Amaliah.
“Pemberian ini merupakan apresiasi kami dari Pemkab Polman kepada pendiri sekolah penenun atas dedikasinya yang sangat inspiratif, memberikan ruang kepada anak-anak muda Polman untuk belajar menenun. Sekaligus menyampaikan pesan bahwa menenun adalah salah satu potensi yang luar biasa untuk peningkatan ekonomi keluarga,” tarang Aco Musaddad.
Ia berharap sekolah menenun ini tidak hanya berdiri di Desa Mombi saja tetapi di seluruh kecamatan di Polewali Mandar. (mkb/jaf)