MAKASSAR, RADAR SULBAR — PJ Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh memberikan kuliah umum di Universitas Negeri Makassar, Senin 18 September 2023.
Prof. Zudan menyajikan materi tentang Transformasi Sosial dan Pemerintahan. Ia memulai materinya, dengan mengurai klasifikasi peradaban 1.0 hingga 5.0 atau dari generasi peradaban berguru dan mencari hingga generasi yang bergantung pada teknologi. Sementara, transformasi pemerintahan mengurai tentang bagaimana pemerintahan mengakomodir masyarakat yang hidup di lima peradaban, dari 1.0 hingga 5.0
“Bagaimana negara ini harus mengakomodir masyarakat yang hidup di peradaban 1.0-5.0 dengan kebijakan yang sama,” kata Zudan.
Ia mencontohkan Undang-undang perbankan memberikan ruang untuk setiap peradaban. Sehingga dalam pelayanan masih terdapat pelayanan manual dan ada juga sudah bertransformasi ke peradaban 5.0.
“Ini Adjustment policy (menyesuaikan kebijakan) terus menerus di tataran teknis tanpa merubah kebijakan perbankan. Itulah dilakukan negara kita; mewadahi semua peradaban yang ada,” jelas Prof.Zudan.
Begitupun di Sulbar, kata Zudan, pemerintah memberikan wadah untuk setiap peradaban sebab di Sulbar pun masih terdapat generasi 1.0 hingga 5.0.
“Semua harus kita wadahi. Bagaimana kita mentransformasi sosial. Kita harus melihat konteks yang ada,” ungkapnya.
Olehnya sebagai PJ Gubernur di Sulbar ia melihat perlunya membangun tradisi di sektor pemerintahan agar bergeser ke arah 4.0 dan perlahan ke peradaban 5.0
“Menggeser dari cup diubah menjadi tanda tangan elektronik untuk mempercepat pelayanan publik. Bisa bekerja dari manapun, dan jam kerja lebih fleksibel dan tidak memerlukan ruang penyimpanan naskah yang banyak. Cukup dengan server,” ucap Zudan.
Lanjut Zudan menjelaskan, transformasi pemerintahan tidak bisa berjalan tanpa merubah pola pikir, hati l, dan perilaku “Sentuh hatinya, sentuh rasionalitasnya kemudian perilaku akan berubah dan ini perlu waktu. Makanya harus dilakukan terus dilakukan terus menerus,” ungkapnya.
Penting pula, dalam melakukan komunikasi sosial agar perhatikan generasi yang menjadi lawan bicara sehingga dapat menyamakan frekuensi. Dengan begitu pula kerukunan tetap terjaga sekaligus mencegah perpecahan di negara ini.
“Marilah kita menyamakan frekuensi untuk menjaga negara ini . Dengan peradaban 1.0-50 transformasi sosial terus berjalan dan kita jaga 78 tahun Indonesia merdeka, kita tetap utuh NKRI. Jaga terus nilai nilai kerukunan,” tutup Zudan. (jaf)