MAMUJU, RADAR SULBAR – Ayu (32) merupakan salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari Kabupaten Mamuju yang merasa sangat bersyukur karena telah terdaftar sebagai peserta JKN sejak lama. Karena itu pada saat anaknya, Andi Farid Athalah (9) terjangkit Demam Berdarah (DBD) Ia tidak khawatir lagi, terutama terkait biaya kesehatan.
“Awalnya anak saya mengalami demam selama 3 hari berturut-turut dengan suhu terakhir mencapai 40 derajat. Karena demamnya sangat tinggi, dengan segera saya memutuskan segera ke Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit. Sekarang sudah dua hari dirawat, syukur keadaan anak saya sudah semakin membaik,” ungkapnya (18/08).
Ia menjelaskan manfaat dari program JKN sudah dirasakan oleh anaknya sejak pertama kali berada di rumah sakit tersebut. Cukup menunjukkan kartu JKN, Andi segera mendapatkan perawatan intensif dan mendapatkan pelayanan yang tepat.
“Saya senang dengan pelayanan di rumah sakit ini, meskipun anak saya berobat menggunakan kartu JKN, tetap dilayani dengan sangat baik. Pelayanan yang diberikan kepada anak saya sama dengan yang diberikan kepada pasien umum lainnya. Petugas kesehatannya juga ramah dan kooperatif,” ujar Ayu.
Ia menjelaskan sejumlah keluhan yang dirasakan anaknya direspons positif oleh tenaga medis yang merawat. Bahkan, ia tidak perlu menggunakan biaya pribadinya untuk membayar pengobatan. Karena selama ini dirinya mengetahui apabila melakukan pengobatan secara mandiri biasanya membutuhkan biaya yang cukup besar.
“Dengan adanya Program JKN ini, saya tidak perlu sampai menguras tabungan untuk biaya pengobatan karena semua sudah ditanggung oleh Program JKN,” ungkap Ayu.
Sebagai peserta Pekerja Penerima Upah (PPU), mengingat profesinya sebagai Pegawai Negeri Sipil di Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Sulawesi Barat, Ayu bersama keluarga sudah terdaftar menjadi peserta JKN dengan iuran yang dibayarkan melalui gaji setiap bulannya.
“Kalau saya dan keluarga sudah terdaftar sebagai peserta JKN melalui pemotongan otomatis dari gaji bulanan,” jelasnya.
Ayu menceritakan, pada saat suaminya harus mengurus pelayanan administrasi di rumah sakit sangatlah mudah dan nyaman sehingga tidak ada kesulitan apapun. Pelayanan kesehatan yang tepat waktu dan nyaman dapat membantu pemulihan kesehatan lebih cepat.
“Jujur, awalnya saya sempat berpikir negatif ketika dikatakan harus masuk rumah sakit dan dirawat inap apalagi kami hanya menggunakan kartu JKN. Pikir saya nanti akan ribet dan tidak nyaman karena panas, kotor dan bau obat-obatan, namun ternyata kenyataannya berbanding terbalik. Kami sangat merasa tertolong,” sambung Ayu.
Selama di rumah sakit, Ayu pun mendapatkan edukasi dari petugas medis terkait dengan penyakit demam berdarah yang saat ini banyak dialami warga Kabupaten Mamuju merupakan salah satu penyakit yang ditanggung BPJS Kesehatan apabila prosedur yang digunakan sudah sesuai.
Sebagai informasi, penyakit akibat virus yang disebabkan oleh gigitan nyamuk ini memiliki siklus selama beberapa hari dalam penyembuhannya. Jika tidak ditangani dengan serius dapat menimbulkan risiko yang cukup serius, bahkan kematian.
“Bahkan saya pun mendapatkan edukasi terkait dengan penyebab penyakit demam berdarah, siklus penyakit dan bagaiaman penyakit tersebut ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” ceritanya.
Ayu berharap Program JKN dapat berkesinambungan. Sebab program tersebut menghadirkan banyak manfaat bagi masyarakat. Terlebih bagi masyarakat yang kurang mampu dan membutuhkan layanan kesehatan.
“Semoga Program JKN dapat terus berlangsung agar dapat terus membantu masyarakat Indonesia, terutama bagi masyarakat yang kurang mampu dan membutuhkan layanan kesehatan secara berkualitas,” pungkasnya. (PN/af)