MAMUJU, RADAR SULBAR – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulbar melaunching Sistem Informasi Gerakan Bersama Atasi Stunting (SI GESIT) di Hotel Quin Park Mamuju, Jumat, 14 September 2023.
Kepala BKKBN Sulbar Rezky Murwanto menjelaskan, aplikasi SI GESIT merupakan Dashboard yang berfungsi untuk memonitoring pelaksanaan intervensi oleh Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) dalam penanganan stunting di Sulbar.
SI GESIT, lanjut Rezky, berisi data dan infografis wilayah pelaksanaan intervensi BAAS, prevalensi stunting, jumlah keluarga beresiko stunting, jumlah BAAS dan jumlah penerima manfaat. Strategi dan aksi nyata percepatan penurunan stunting harus didasarkan oleh bukti dan data yang berkualitas, terpercaya dan terupdate.
“SI GESIT adalah aplikasi yang melakukan monitoring, pemantauan dan pemetaan terkait hasil dari BAAS. Tanpa adanya monitoring dan evaluasi kita tidak tahu keluarga mana yang sudah terdata dan sudah diberikan bantuan. Kita tidak ingin bantuan yang disalurkan menjadi overlap atau tumpang tindih. Oleh sebab itu, SI GESIT akan mengambil semua data terkait bantuan yang sudah ada lalu dimasukkan keaplikasi dan akan dimonitoring. Setelah itu daerah yang belum tersentuh akan segera dibantu,” ujarnya.
Nantinya SI GESIT akan menjadi dashboard umum yang dapat diakses seluruh masyarakat. Saat ini SI GESIT dalam proses pengembangan untuk diakses masyarakat.
“Jadi saat ini kita tidak lagi ditataran atas tapi langsung ke intervensi di tataran bawah sehingga lebih mengena ke masyarakat,” paparnya.
Launching SI GESIT dirangkaikan dengan Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting bagi Tokoh Agama tingkat Sulbar tahun 2023. Pesertanya dari pemuka agama, yaitu, perwakilan MUI Sulbar, PGI, KWI, Perwakilan Umat Budha Indonesia dan PHDI.
Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya dalam kalangan tokoh agama, tentang pentingnya penurunan stunting sebagai masalah kesehatan dan sosial yang serius.
Selain itu, membangun kerjasama antara tokoh agama, pemerintah dan lembaga terkait dalam program penurunan stunting; meningkatkan pemahaman tokoh agama tentang pentingnya gizi dan pola makan seimbang; serta menyusun rekomendasi langkah-langkah konkret yang dapat diambil oleh tokoh agama untuk mendukung program penurunan stunting di tingkat komunitas.
“Kita berharap kegiatan ini menjadi langkah awal yang signifikan dalam mengatasi masalah stunting di Indonesia khususnya Sulbar. Melalui partisipasi aktif tokoh agama, diharapkan pesan-pesan penting tentang gizi anak dan perawatan yang baik dapat tersebar lebih luas dalam masyarakat, yang akan berkontribusi pada penurunan stunting dan peningkatan kualitas hidup anak-anak,” ujar Padly Said saat menyampaikan laporan panitia.
Tokoh Agama, lanjut Padly, memiliki pengaruh besar dalam membentuk nilai-nilai, norma-norma, dan perilaku masyarakat. Mereka dianggap sebagai pemimpin moral dan spiritual yang dapat memengaruhi tindakan dan keputusan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk gizi dan perwatan anak.
“Tokoh agama memiliki peran sangat penting dalam masyarakat. Oleh karena itu, melibatkan tokoh agama dalam penurunan stunting adalah langkah yang sangat penting,” tandasnya. (ian)