POLEWALI, RADAR SULBAR — Kualitas pembuatan plat duiker pada proyek pembangunan jalan produksi nelayan di Pulau Battoa, Desa Tonyaman, Kecamatan Binuang tidak sesuai spesifikasi.
Akhirnya kontraktor pelaksana membongkar pekerjaan plat duiker tersebut.
Sebelumnya warga Pulau Battoa memprotes pekerjaan proyek jalan produksi nelayan tersebut karena campurannya diduga asal asalan.
Untuk memastikan kualitas pekerjaan proyek jalan produksi nelayan di Pulau Battoa sesuai spesifikasi.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Polewali Mandar Muh Akbar meninjau langsung proyek tersebut, Senin 28 Agustus.
Ini memastikan item bangunan plat duiler telah dibongkar oleh kontraktor pelaksana.
Saat dikonfirmasi, Senin 28 Agustus, Muh Akbar menyampaikan pihaknya sudah menimjau langsung ke lokasi proyek tersebut bersama dengan rekanan.
Ia menyampaikan, dalam kegiatan proyek di Pulau Battoa ini item kegiatannya ada pekerjaan jalan rabat beton dan ada pembuatan plat duiker.
“Kalau untuk jalan rabat beton saya melihatnya bagus, kalau plat duikernya ini baru satu meter dikerjakan itu ternyata dibongkar karena jelek. Proses pembongkaran sudah dilalukan kemarin dan saya sudah pastikan betul dibongkar,” jelas Muh Akbar.
Sementara terkait tehnis kegiatan pekerjaan jalan standar mutu yang digunakan dalam kegiatan proyek peningkatan jalan nelayan tersebut. Akbar mengaku tidak tahu menahu karena menurutnya yang memahami hal tersebut konsultan.
Adapun tugasnya hanya menandatangani persetujuan saja.
“Kalau saya nanti proses pencairan uangnya, untuk masalah tehnisnya ada konsultan. Kalau konsultan ok saya cairkan termin berikutnya,” terang Muh Akbar.
Ia juga menjelaskan, proses pencairan proyek ini dilakukan sebanyak empat tahapan dan saat ini yang sudah dibayarkan baru tahapan pertama yakni 25 persen.
Akbar juga mengatakan, bangunan plat duiker yang dikeluhkan masyarakat sudah dibongkar dan menurut rekanannya ada pekerjanya yang tidak loyal.
“Tadi kualitasnya memang saya lihat pasirnya lebih banyak untuk plat duiker tapi untuk jalan saya lihat bagus,” jelasnya.
Laporan terkait persoalan plat duiker yang dikeluhkan oleh masyarakat tidak dilaporkan oleh konsultan pengawas dan sejauh ini belum ada temuan konsultan terhadap proyek tersebut.
“Yang ada memang temuan masyarakat seharusnya memang konsultannya harus ada laporan secepatnya,” jelas Muh Akbar.
Terkait dengan keluhan masyarakat tersebut Muh Akbar mengatakan, akan mengumpulkan pihak rekanan, konsultan, dan PPTK agar menjalankan tupoksinya sesuai dengan tugasnya.
“Saya sudah perintahkan untuk mengundang semua, mulai dari perencana, PPTK, konsultan pengawas dan rekanan agar semua berjalan sesuai tugasnya karena mereka diberi honor,” ujar Akbar.
Ia membantah pihaknya kecolongan sehingga bangunan plat duiker yang dikeluhkan masyarakat ini harus di bongkar dan dibangun kembali. (arf/mkb)