MAMUJU, RADARSULBAR.CO.ID — Kabupaten Pasangkayu terus menunjukkan komitmen dan semangat dalam upaya penurunan angka stunting di daerah tersebut. Meskipun telah mencatatkan penurunan angka stunting dari 28,6 persen menjadi 25,85 persen, namun langkah percepatan penurunan stunting tetap berlanjut.
Dalam rangka mempercepat penurunan angka stunting, Perwakilan BKKBN Sulawesi Barat bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI, Dra. Hj. Andi Ruskati Ali Baal, menggelar kegiatan Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten di Desa Polewali, Kecamatan Bambalamotu, Pasangkayu pada Kamis (3/8/2023). Kegiatan ini dihadiri sebanyak 350 orang masyarakat setempat.
Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Pasangkayu, Suri Fitria, menyatakan bahwa Desa Polewali dipilih sebagai lokasi kegiatan karena memiliki angka stunting yang tinggi. Berbagai pelatihan dan kegiatan telah dilakukan untuk dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menyusun menu sehat di rumah dan aktif mengikuti posyandu.
“Desa Polewali memiliki angka stunting yang tinggi, dan keberhasilan menurunkan angka stunting di desa ini memerlukan komitmen dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat,” Ujarnya.
Masyarakat desa pun merespons dengan antusias dan berjanji untuk berperan aktif dalam mendukung program penurunan stunting. Para warga berkomitmen untuk memberikan perhatian ekstra terhadap pola makan anak-anak mereka dan secara aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya gizi seimbang.
“Desa polewali adalah desa yang subur, saya mohon komitmen dari seluruh masyarakat . Saya tagih janjinya tahun depan angka stunting di desa polewali turun,” tandas Suri Fitria
Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Barat, Resky Murwanto, menyoroti pentingnya peran Ayah dalam pencegahan stunting. Meskipun seringkali fokus pencegahan stunting banyak tertuju pada peran ibu dan anak, peran ayah juga memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan dan perkembangan anak.