MAJENE, RADARSULBAR.CO.ID — Puluhan anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) mengikuti Sekolah Lapang Perhutanan Sosial yang digelar oleh Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sulawesi Barat, di Desa Pundau Kecamatan Sendana Kabupaten Majene.
Kepala Bidang PDASPS Dinas Kehutanan Provinsi Sulbar Nenny Tandi Rapak menyampaikan, kegiatan bertajuk ‘Gemar minum madu asli’, ini sebagai upaya peningkatan SDM kelompok tani, baik dari segi kelembagaan kelompoknya maupun dalam peningkatan pengetahuan dalam pengelolaan lahan pemegang persetujuan pengelolaan dan pemanfaatan di dalam kawasan hutan.
Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Cani Kelompok Tani Hutan Batu Meana dan KUPS Gala-gala KTH Pundau Sipatuo membuat usaha lebah madu sebagai kegiatan perhutanan sosial untuk menyelamatkan hutan,
“Kegiatan ini juga sebagai usaha alternatif agar masyarakat yang selama ini masih punya aktivitas mengambil kayu di hutan, sehingga kedepan secara berangsur akan mengurangi aktivitas pengambilan kayu,” jelas Nenny Tandi Rapak.
Lanjutnya, Menjawab permasalahan- permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani hutan, Dinas Kehutanan Sulawesi Barat melaksanakan Sekolah Lapang Perhutanan Sosial Tahun 2023 di wilayah kerja UPTD KPH Malunda. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2023 di Aula Kantor Desa Pundau Kecamatan Sendana Majene dengan menghadirkan narasumber dari Dosen Fakultas Kehutanan UNHAS yakni DR. Ir. Budiaman dengan materi dan praktek tentang budi daya lebah madu dan pemasarannya.
Kepala Desa Pundau Kecamatan Sendana Mejene Suharman menyampaikan banyak terima kasih atas kegiatan yang dilaksanakan oleh UPTD KPH Malunda Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Barat ini. Terlebih lagi bantuan alat ekonomi produktif yang diberikan pada tahun 2022 dari Dinas Kehutanan menurutnya sangat bermanfaat sekali dan membantu usaha kelompok tani hutan ditempat ini.
“Mungkin supaya tambah dan bertambah lagi pendapatan masyarakat, baiknya seluruh pegawai negeri di suruh minum madu asli, perlu dicanangkan Gemar Minum Madu Asli,” tambah Kepala Desa Pundau Sipatuo yang sudah dua periode memimpin.
Ditempat yang sama, Ketua KTH Pundau Sipatuo menyampaikan, Usaha budidaya lebah madu ini di Desa Pundau kecamatan Sendana sudah menghasilkan, “Saat ini rata-rata hasil panen yang diperoleh oleh anggota kelompok bisa berkisar 1- 2 liter per bulan,” ujar Rahman.
Senada, Anggota KT Batu Meana Yuntir mengatakan, bantuan Alat Ekonomi Produktif dari Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Barat di tahun 2022 yakni mesin pengolahan lebah madu sangat membantu dalam usaha kelompok usaha.
“bantuan ini membuat anggota tambah semangat tidak lagi masuk kedalam hutan untuk ambil kayu.” ujar Yuntir.
Berdasarkan data penginputan yang dilakukan oleh Penyuluh Kehutanan UPTD KPH Malunda yang juga sebagai Tenaga Pendamping Perhutanan Sosial, untuk Januari sampai dengan Juni Tahun 2023, Nilai Ekonomi Transaksi (Nekon) tercatat pendapatan tambahan masyarakat di KUPS ini dari usaha lebah madu berkisar To. 300.000 sampai dengan Rp. 500.000 setiap bulan.(arf/jaf)