POLEWALI, RADARSULBAR.CO.ID — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Polewali Mandar bekerjasama Station Geofisika BMKG Gowa melakukan gladi simulasi gempa bumi dan tsunami di Taman Budaya Buttu Ciping, Desa Batulaya Kecamatan Tinambung, Rabu 21 Juni 2023.
Kegiatan simulasi atau gladi kebencanaan dilakukan untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat dan sarana yang disiapkan untuk mengurangi dampak jika terjadi bencana gempa bumi dan tsunami.
Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar saat membuka kegiatan ini mengatakan pelaksanaan gladi atau simulasi gempa bumi dan tsunami merupakan salah bentuk upaya untuk menguji dokumen rencana kontingensi yang telah dibuat Pemkab melalui BPBD Polman. Ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar mengetahui akan adanya dokumen renkon. Selain itu masyarakat dapat siap siaga dalam menghadapi ancaman bencana khususnya gempa bumi dan tsunami.
”Sehingga setiap orang memiliki persiapan ketika terjadi bencana dan dapat terselamatkan atau setidaknya meminimalisir dampak yang timbul. Kami berharapa peserta dapat memahami pemaparan materi dan memahami tata cara evakuasi mandiri yang disampaikan oleh narasumber dan instruktur. Kemudian peserta mampu mensosialisasikan kepada masyarakat perihal pengetahuan kebencanaan yang diperolehnya pada kegiatan ini,” terang Andi Ibrahim Masdar.
Kepala Pelaksana BPBD Polman, Andi Afandi Rahman mengatakan kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari terbitnya Perbup Nomor 6 Tahun 2022 terkait rencana kontigensi gempa bumi dan tsunami. Apalagi di Kecamatan Tinambun dan Balanipa pernah terjadi gempa bumi dan tsunami tahun 1967 yang mengakibatkan adanya korban jiwa sebanyak 58 orang meninggal.
”Kegiatan ini merupakan kesiapsiagaan Pemkab Polman dalam metigasi bencana. Sehingga masyarakat dapat paham upaya kesiapsiagaan bencana untuk meminimalisir korban jiwa jika terjadi gempa dan tsunami,” terang Andi Afandi Rahman.
Kegiatan ini akan terus digalakkan agar kedepan masyarakat dan elemen terkait nantinya betul betul paham akan tugas dan tanggungjawabnya jika terjadi bencana.
Dalam kegiatan ini selain memberikan materi kepada peserta juga ada gladi atau simulasi penanganan bencana gempa bumi dan tsunami di Pantai Tangga Tangnga Kecamatan Tinambung.
“Kami sengaja mengundang Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kabupaten Gowa untuk menyampaikan materi terkait gempa bumi dan tsunami. Karena Stasiun Geofika BMKG merupakan pusat informasi jika terjadi gempa dan tsunami. Apalagi kita telah dibantu pemetaan jalur evakuasi jika terjadi bencana gempa dan tsunami terutama di Kecamatan Tinambun dan Balanipa,” tambah Andi Afandi Rahman.
Ini juga bentuk apresiasi terhadap Stasion Geofisika BMKG Gowa sehingga melibatkannya dalam kegiatan gladi atau simulasi bencana gempa bumi dan tsunami.
Kepala Station Geofisika Gowa, Rosa Amelia menambahkan pihaknya menjadi narasumber dalam kegiatan ini. Ia memaparkan terkait potensi terjadinya kegempa di Polman khususnya Tinambung sekitarnya. Termasuk apa saja persiapan yang dilakukan sebelum dan sesudah terjadi gempa dan tsunami.
”Kami telah melakukan survei dan membuat peta bahaya tsunami di Kecamatan Tinambung dan Balanipa. Dokumennya sudah kami serahkan ke BPBD Polman, sehingga kami berharap semoga peta tersebut dapat digunakan semaksimal mungkin. Masyarakat dapat memanfaatkannya dalam membudayakan kesiapsiagaan terkait tsunami dan membuat jalur jalur dan tempat evakuasi sementara,” terang Rosa Amelia.
Apalagi dalam sejarah pernah terjadi tsunami di Tinambung pada tahun 1967 sehingga ini merupakan kesiapsiaggaan menghadapi bencana. Karena tsunami itu siklusnya akan berulang.
Sementara Ketua Panitia Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Polman Andi Zainal mengatakan kegiatan ini diikuti 100 orang peserta yang berasal dari unsur masyarakat dan pemerintah desa di Tinambung dan Balanipa, pemerintah kecamatan Tinambung, Balanipa dan Limboro. Selain itu ada siswa SMA dan SMK Tinambung, Koramil dan Polsek Tinambung serta Dinas Sosial, PMI Polman serta BPBD Polman. (mkb/jaf)