MAKASSAR, RADARSULBAR.CO.ID –Upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam menekan inflasi dan peningkatan produksi pangan tak sia-sia. Sederet prestasi diraih Gubenur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mendapat apresiasi dan penghargaan dari DPR dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Anggota Komisi XI DPR RI Muhidin Mohamad Said mengatakan Sulsel merupakan daerah yang sukses dalam mengendalikan inflasi dan menggerakkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Sehingga hasilnya, ekonomi masyarakat di Sulsel tumbuh dengan sangat baik.
Menurutnya, tumbuh pesatnya perekonomian di Sulsel tidak lepas dari kerjasama dan sinergitas yang dibangun cukup baik antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP).
“Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Sulsel juga meningkat. Ekonomi yang tumbuh dengan baik ini karena pangan yang terkendali dan juga ditopang oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) setempat,” ujarnya saat memimpin kunjungan kerja ke Sulsel, Sabtu (10/6).
Muhidin mengatakan, tumbuh baiknya sektor UMKM di Sulsel juga karena adanya dukungan Bank Indonesia dalam program pembinaan UMKM melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).
Sehingga hasilnya sudah ada UMKM yang mampu tembus pasar ekspor, baik makanan, tekstil dan lainnya. “Ini tentunya sangat membantu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Muhidin berpesan kepada masyarakat Sulsel untuk mengantisipasi adanya cuaca ekstrim seperti El Nino.
“El Nino ini sangat riskan sekali. Makanya Presiden sudah menganjurkan bahwa daerah-daerah yang sudah menjadi lumbung pangan, supaya tetap menjaga,” tambah Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Sementara itu, Presiden Jokowi menganugerahkan penghargaan Satyalancana Wira Karya kepada sejumlah kepala daerah atas keberhasilannya meningkatkan produktivitas pangan di daerahnya sehingga berkontribusi besar pada ketahanan pangan nasional.
Salah satu daerah yang meraih penghargaan tersebut adalah Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. Penghargaan tersebut diserahkan pada Pekan Nasional (Penas) Tani dan Nelayan di Kota Padang, Sumatera Barat, kemarin.
Andi Sudirman bersama sejumlah kepala daerah lainnya menerima penghargaan tersebut setelah melalui validasi dan justifikasi serta verifikasi lapangan oleh Tim Kepresidenan melalui Biro Tanda Jasa dan Kehormatan terkait Program Mandiri Andalan di Bidang Pertanian.
Orang nomor satu Sulsel ini dianggap berhasil dalam memperluas program bantuan bibit gratis untuk 100 ribu hektare, menjadi provinsi dengan surplus beras tertinggi nasional sebesar 2,08 juta ton di 2022 serta memenuhi 25 persen cadangan beras untuk Perum Bulog. Program ini terus berlanjut di tahun 2023 sehingga secara total telah berjalan selama tiga tahun.
“Alhamdulillah, kita mendapatkan penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Bapak Presiden. Ini tentu tidak lepas dari apa yang kita lakukan di Program Mandiri Bersih dengan secara gratis untuk 100 ribu hektar dan menjadi surplus beras tertinggi nasional 2,08 juta di 2022 dan penyuplai cadangan stok 2002 sebesar 25 persen,” papar Andi Sudirman Sulaiman.
Pogram Mandiri Benih ini merupakan program gagasan dari Gubernur Andi Sudirman dan telah menjadi program andalan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel untuk meningkatkan sektor pertanian, utamanya padi.
Karena kesuksesan itu pula, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan menjadikan Mandiri Benih sebagai program nasional.
Andi Sudirman mengatakan, keunggulan program Benih Mandiri ini antara lain, benih ditangkar di wilayah sendiri, di tanam di wilayah itu juga, dan tentunya dapat lebih adaptif terhadap kondisi tanah tempat dia ditanam.
Selain itu, benih yang dihasilkan tidak membutuhkan banyak pupuk dan air. Benih ini adaptif tumbuhnya 84 persen ke atas dibanding 40 persen benih di pasaran.
Ini tidak lepas dari peranan penyuluh, dinas pertanian terkait, kabupaten/kota, seluruh masyarakat Sulsel, serta petani kita yang sudah berjuang keras di masa 2022, di masa pandemi. Dan ini kita teruskan program ini di 2023,” sebut Andi Sudirman.
Pemprov Sulsel, jelas Sudirman, mengalokasikan dana untuk menjangkau 100 ribu hektare. Dan hasilnya, dapat memberi keuntungan kenaikan sebesar Rp 10 juta per hektare. Diestimasikan, program ini dapat menghasilkan Rp 1 triliun bagi petani.
“Ini investasi bukan kepentingan pribadi tetapi memikirkan rakyat, berinvestasi bersama rakyat,” tutupnya. (*)