Imbas Nilai Impor Anjlok, Harga Bawang Putih Naik

  • Bagikan
Seorang warga sedang berbelanja kebutuhan pokok di Pasar Regional Mamuju, beberapa waktu yang lalu. --Rezki Amaliah/Radar Sulbar--

MAMUJU, RADARSULBAR.CO.ID – Harga bawang putih cenderung naik sejak awal 2023 hingga saat ini. Anjloknya nilai impor bawang putih dinilai turut menjadi pemicu kenaikan harga.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi penurunan drastis volume impor bawang putih pada Februari 2023 yang hanya mencapai 258.660 kilogram (kg).

Jumlah ini turun sebesar 83,1 persen jika dibandingkan dengan volume impor bulan sebelumnya yang mencapai 1.537.765 kg.

Perkumpulan Pengusaha Bawang dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) mengeluhkan sulitnya mendapatkan Surat izin impor (SPI) bawang putih dari Kementerian Perdagangan (Kemendag), hal tersebut menyebabkan angka impor bawang putih anjlok.

Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan (Disdag) Mamuju Andi Acce Tenrisaung mengatakan, anjloknya nilai impor bawang putih juga berdampak pada kenaikan harga di Mamuju. Ia mengungkapkan saat ini harga bawang putih tembus diangka Rp 35 ribu per kg.

“Naiknya tidak langsung signifikan, mulai dari Rp 25 ribu per kilogram, naik jadi Rp 28 ribu kemudian Rp 30 ribu dan saat ini Rp 35 ribu per kilogram, dan ini berlangsung sejak awal ramadan,” kata Tenri saat dikonfirmasi Minggu 4 Juni.

Tenri mengungkapkan, Mamuju belum memiliki distributor bawang putih lokal ataupun petani bawang putih. Pasokan diambil melalui distributor di Makassar. Untuk mengantisipasi lonjakan harga, Disdag Mamuju akan memantau ketersediaan pasokan bawang putih di pasaran.

“Yang penting pasokannya tersedia, karena bawang putih ini juga salah satu bumbu yang sering digunakan masyarakat,” ujar Tenri.

Statistisi Ahli Muda BPS Sulbar, Eka Khaerandy mengatakan, pengurangan impor bawang putih akan berdampak pada kenaikan harga di pasaran termasuk di Mamuju. Adanya kouta atau pengurangan impor dari Kemendag justru akan berpengaruh pada importir lainya.

“Importir lain juga akan sulit juga mengimpor, komoditas berkurang dan secara otomatis berdampak pada kenaikan harga,” ungkap Eka.

Eka mengungkapkan, Sulbar belum memperoleh impor bawang putih secara langsung dari luar negeri. Olehnya kebijakan terkait impor bawang putih akan berpengaruh terhadap harga pasar yang ada di Sulbar.

“Harusnya stok komoditas di pasaran itu tidak boleh pas-pasan, tapi harus lebih banyak, agar harga terkendali dan tidak terjadi inflasi,” tandas Eka. (rzk/*)

  • Bagikan