JAKARTA, RADARSULBAR.CO.ID – Peneliti Badan Riset Inovasi dan Nasional (BRIN) Prof Thomas Djamaluddin memperkirakan tanggal 1 Dzulhijjah 1444 Hijriah jatuh pada tanggal 20 Juni 2023.
Prof Thomas Djamaluddin menjelaskan, berdasarkan pengamatannya, baik dengan kriteria MABIMS maupun kriteria Odeh menunjukkan bahwa pada 18 Juni 2023, hilal tidak mungkin terlihat di wilayah Indonesia dan Asia Tenggara secara umum. Sehingga 1 Dzulhijjah jatuh pada 20 Juni 2023.
“Jadi 1 Dzulhijjah 1444 berdasarkan hisab imkan rukyat MABIMS pada 20 Juni 2023 dan Idul Adha pada 29 Juni 2022. Kepastiannya menunggu keputusan Sidang Itsbat” katanya dilansir dari blog pribadinya, Senin 5 Juni 2023.
Kata dia, di Arab Saudi, baik dengan kriteria MABIMS maupun kriteria Odeh, hilal mungkin terlihat pada 18 Juni (berada di wilayah arsir biru).
Di Mekkah, kata dia, pada saat maghrib 18 Juni 2023 tinggi bulan sudah 4,6 derajat dan elongasi geosentrik 7 derajat.
Diprakirakan hilal cukup tebalnya untuk mengalahkan cahaya syafak sehingga hilal mungkin dirukyat pada 18 Juni 2023.
Dengan demikian diprakirakan 1 Dzulhijjah 1444 pada 19 Juni, hari wukuf pada 27 Juni, dan Idul Adha pada 28 Juni 2023.
“Kepastiannya menunggu keputusan hasil rukyat yang diumumkan Arab Saudi,” katanya.
Sementara di Indonesia wilayah Ace, pada saat maghrib 18 Juni 2023 tinggi bulan hanya 2,1 derajat.
Menurut Prof Djamaluddin, ketinggian Itu terlalu rendah sehingga hilal yang sangat tipis tidak mungkin mengalahkan cahaya syafak (cahaya senja) yang masih cukup kuat.
“Oleh karenanya secara astronomis tidak mungkin ada kesaksian hilal pada 18 Juni 2023” tutur dia.
Dengan demikian kata Prof Djamaluddin, bulan Dzaulqa’dah digenapkan 30 hari dan 1 Dzulhijjah jatuh pada hari berikutnya, yaitu 20 Juni 2023.
“Dengan demikian Idul Adha diprakirakan pada 29 Juni 2023. Namun Kepastiannya menunggu pengumuman hasil sidang itsbat ” turur Pro Djamaluddin. (fin)