WONOGIRI, RADARSULBAR.CO.ID – Kepala sekolah berinisial M dan salah satu guru berinisial Y di salah satu madrasah di Kecamatan Baturetno, yang diduga melakukan pencabulan terhadap 12 siswanya kini telah dicopot.
Polres Wonogiri turun tangan mengusut kasus ini setelah ada laporan dari tiga orang tua siswa yang menjadi korban pencabulan, dikutip dari Radar Solo.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri Anif Solikhin mengatakan, setelah mendapat laporan dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB P3A) Wonogiri, tim dari kasi pendidikan madrasah langsung melakukan penelusuran ke lokasi.
Tim bertemu dengan warga, kades hingga pimpinan organisasi yang menaungi sekolah tersebut di tingkat kecamatan.
“Saat itu, (dugaan pencabulan, Red) sudah dilaporkan kepada kades, camat dan dinas, juga ditindaklanjuti,” kata Anif dihubungi.
Anif mengaku terkejut atas kejadian itu. Apalagi pengawas juga tidak mendapatkan informasi itu.
“Korbannya kan diduga 12 anak. Pasti waktunya tidak sebentar,” kata Anif.
Anif mengatakan, sekolah itu adalah madrasah yang dikelola masyarakat namun di bawah binaan Kemenag.
Dari sisi kelembagaan, pihaknya berkoordinasi dengan organisasi sosial keagamaan yang menaungi sekolah itu agar ditindaklanjuti. Kepala sekolah (kasek) madrasah itu bukan berstatus aparatur sipil negara (ASN) namun dari yayasan.
“Kami koordinasi dengan lembaga agar pendidikan di madrasah itu tetap berjalan normal. Jangan sampai karena dugaan ini kegiatan belajar mengajarnya terganggu,” papar Anif.
Oknum guru yang diduga dan dilaporkan atas kasus dugaan pencabulan, kata Anif, berdasarkan informasi yang dia dapat berstatus sebagai ASN yang diperbantukan di sekolah itu di bawah Kemenag. Dan, mulai Senin (29/5/2023) sudah ditarik.
“Kami nonaktifkan dulu yang bersangkutan. Kalau kaseknya nanti kewenangan dari organisasi atau yayasan yang menaungi sekolah itu. Kami minta ditindaklanjuti dengan mencari kasek baru agar pendidikan tetap jalan. Kalau dia (terduga pelaku) masih memimpin di situ tidak kondusif,” papar dia.
Di bagian lain, Kepala Dinas PPKB P3A Wonogiri Mubarok mengatakan, keluarga tiga korban sudah melaporkan dugaan pencabulan itu ke Polres Wonogiri. Berdasarkan penelusuran dinas, ada 12 anak yang diduga menjadi korban aksi bejat para pelaku.
“Sudah tiga orang per kemarin (Sabtu 27/5) yang lapor ke kepolisian,” kata dia.
Dia menerangkan, pemkab bersama kepolisian bakal melakukan pendalaman terhadap 12 orang siswi yang diduga dicabuli oleh kasek dan gurunya. Mereka bakal turun ke lapangan untuk mendalami kasus tersebut.
Mubarok mengaku belum mengetahui apakah oknum kasek dan guru itu mencabuli siswinya secara bersamaan. Hal itu bakal didalami lebih lanjut. Yang jelas, berdasarkan pengakuan dari korban, mereka mengaku dicabuli oleh oknum kasek dan guru itu.
“Kami juga komunikasikan hal ini dengan Kemenag,” kata Mubarok.
Sejauh ini, kata dia, jumlah anak yang diduga menjadi korban pencabulan di madrasah itu masih 12 orang. Tiga di antaranya sudah dilaporkan ke polisi. Para korban juga dipastikan diberi pendampingan oleh dinas. Apalagi pada Senin ini (29/5/2023), mereka menjalani ujian akhir semester.
“Hak-hak anak kami jamin dan dilindungi agar bisa menjalani proses belajar mengajar. Ikut testing dan tidak ketinggalan dengan teman-temannya yang lain,” beber dia.
Sementara itu, Kapolres Wonogiri AKBP Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah mengatakan, pihaknya telah menerima laporan adanya dugaan pencabulan yang dilakukan oleh oknum kepsek dan guru madrasah kepada sejumlah siswinya.
“Iya, sudah ada laporan. Kami tindaklanjuti tentunya. Nanti kalau sudah klir akan kami rilis ke teman-teman media. Saat ini masih kami dalami,” kata kapolres. (jpg)