JAKARTA, RADARSULBAR.CO.ID – Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (PKP3JH) mengingatkan dan menghimbau jamaah calon haji untuk menyiapkan fisik, kesehatan serta mental pikiran saat melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci.
“Ibadah haji memerlukan kesiapan tidak hanya fisik, namun juga kesehatan mental pikiran. Mengingat pentingnya memori dan kejernihan pikiran bagi jamaah haji,” kata Pelaksana PKP3JH dr. Leksmana Arry Chandra dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis
PKP3JH memberikan saran mitigasi atau upaya pencegahan berupa langkah yang dapat diambil untuk menghindari hilang ingatan selama perjalanan haji.
Ia menyampaikan pertama, jamaah calon haji harus mempersiapkan diri secara mental dengan bersikap khusyuk dan fokus pada praktik-praktik spiritual seperti membaca Alquran dan melakukan relaksasi sehingga dapat membantu menjaga pikiran tetap tenang.
“Mental yang kuat dan relaks adalah kunci untuk menjaga ingatan yang baik,” kata dr Leksmana.
Kedua, kata dia, tetap aktif secara fisik yakni olah raga secara teratur yang dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan membantu meningkatkan daya ingat, dan ketiga, menerapkan gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan yang seimbang dan bergizi.
“Hindari makanan berlemak, makanan cepat saji, dan makanan tinggi gula. Pastikan juga untuk minum air yang cukup agar terhindar dari dehidrasi” kata dr. Leks yang biasa disapa.
Keempat, lanjut dia, melatih otak dengan melakukan kegiatan yang dapat merangsang pikiran seperti membaca buku, menulis dan membaca Alquran untuk meningkatkan pemahaman dan memori spiritual, dan kelima, mengelola stres dengan baik karena dapat mempengaruhi kemampuan memori dan konsentrasi.
Ia menyebut keenam dapat menggunakan bantuan visual selama di Tanah Suci dengan membuat catatan atau menggunakan peta, foto serta membuat jadwal perjalanan berisi informasi penting, seperti lokasi dan urutan tempat yang akan dikunjungi.
“Ketujuh, melakukan tidur yang cukup setiap malam untuk memperbaiki daya ingat dan konsolidasi memori, selain itu dapat membantu pikiran dan tubuh dapat pulih sepenuhnya, dan kedelapan, dapat menggunakan aplikasi atau perangkat elektronik yang dirancang khusus untuk membantu jamaah haji mengingat informasi dan jadwal,” ujarnya.
Terakhir, kata dr Leks, pentingnya dukungan dari teman dan keluarga terkait persiapan haji, pengalaman sebelumnya, dan harapan jamaah calon haji dapat membantu memperkuat memori dan memberikan dukungan emosional.
Selain itu riwayat kesehatan jamaah juga dapat membantu petugas dalam melayani duyufurrahman atau tamu Allah selama melakukan ibadah haji di Tanah Suci, sehingga kasus jamaah haji Indonesia karena hilang ingatan pada penyelenggaraan haji 1444 H/ 2023 Masehi tidak terulang kembali. (antara)