JAKARTA, RADARSULBAR.CO.ID – Secara bertahap, jemaah haji Indonesia diterbangkan ke Tanah Suci mulai kemarin (24/5).
Pada hari pertama pemberangkatan, sebanyak 16 kelompok terbang (kloter) sudah tiba di Madinah. Sejumlah jemaah tampak menggunakan kursi roda sejak masuk asrama haji maupun ketika mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah. Terutama jemaah lansia.
Kondisi tersebut, menurut Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Subhan Cholid, sudah diantisipasi. Mengingat, tahun ini ada sekitar 67.000 jemaah yang berusia di atas 65 tahun. Jumlah itu setara 30 persen dari total kuota jemaah Indonesia. Karena itu, disiapkan petugas khusus, yakni petugas pelayanan jemaah haji lansia.
Subhan menjelaskan, pihaknya berupaya memberikan layanan terbaik kepada jemaah, termasuk jemaah lanjut usia. Terlebih soal kesehatan. Kemenag melibatkan ahli geriatri. ”Ahli geriatri ini untuk memantau dan mengawasi kesehatan jemaah haji lansia,” kata Subhan yang juga ketua PPIH Arab 1444 H kemarin.
Beberapa layanan lain, disiapkan bus yang mudah diakses serta menyiagakan petugas yang membantu jemaah naik dan turun bus. ”Kami juga menyediakan ruang tunggu khusus dan menyusun skema penempatan jemaah lansia di hotel,” terangnya.
Subhan mengatakan, petugas haji di semua daerah kerja (daker) sudah dilatih untuk memberikan layanan kepada jemaah, termasuk jemaah lansia. Saat bimbingan teknis atau pelatihan, petugas diberi penekanan pada semangat haji ramah lansia. ”Kemenag juga mengedukasi jemaah lansia agar tidak memaksakan diri untuk beribadah fisik setiap hari,” ujarnya.
Saat ini aktivitas jemaah masih terkonsentrasi di Madinah sebelum nanti melanjutkan perjalanan ke Makkah. Subhan menjelaskan, khusus untuk layanan konsumsi di Madinah, total disiapkan 5,7 juta boks katering dengan cita rasa Indonesia. Menunya antara lain nasi kuning, nasi uduk, hingga lauk ikan manyung dan patin.
Pada fase kedatangan gelombang pertama jemaah haji Indonesia, kata dia, disiapkan katering untuk 100 ribu jemaah. ”Jemaah total berada di Madinah sembilan hari,” katanya.
Layanan lain yang tidak kalah penting adalah transportasi. Subhan mengungkapkan, gelombang pertama kedatangan jemaah haji dari tanah air ke Madinah berlangsung mulai 24 Mei sampai 7 Juni. Kemenag sudah menyiapkan 2.250 trip layanan bus untuk mengantar jemaah dari bandara Madinah ke hotel.
Layanan serupa disiapkan untuk mengangkut jemaah dari Madinah menuju Makkah. Perjalanan jemaah dari Madinah menuju Makkah rencananya berlangsung pada 2–16 Juni.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad bersama Deputi Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Dr Mohammed Abdurrahman Al-Bijawi menyambut kedatangan perdana jemaah Indonesia kemarin. Yakni, 388 orang jemaah kloter pertama dari Jakarta-Pondok Gede yang mendarat pukul 06.20 waktu setempat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah.
Dubes Aziz mengungkapkan, jemaah haji kloter pertama datang melalui program fast track (Makkah Road). Pemeriksaan dokumen jemaah haji Indonesia oleh Keimigrasian Arab Saudi sudah dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang (pre-clearance). ”Layanan tersebut diluncurkan pertama kali pada 2019 dan telah diterapkan di lima negara, yaitu Indonesia, Pakistan, Maroko, Malaysia, dan Bangladesh,” jelasnya.
Tahun ini, lanjut dia, Indonesia mengirim jemaah haji terbanyak sepanjang sejarah. Yakni, sebanyak 229 ribu orang. Jumlah tersebut termasuk 8 ribu kuota tambahan yang diberikan Saudi pada awal Mei lalu. ”Ini merupakan bukti kedekatan hubungan Indonesia-Arab Saudi yang terjalin sejak lama dan semakin kuat,” ungkapnya.
Terpisah, suasana haru menyelimuti Gedung Muzdalifah di kompleks Asrama Haji Sukolilo kemarin. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meneteskan air mata saat memimpin jemaah haji melantunkan tayibah. Pesan menyentuh mantan Mensos itu membuat jemaah kloter pertama embarkasi Surabaya yang diberangkatkan kemarin turut terharu. ”Mudah-mudahan doa beliau (Khofifah, Red) dikabulkan. Saya ingin lancar,” kata Maliha Muhammad Abdullah di atas kursi rodanya. Jemaah haji asal Bangkalan itu pergi berhaji setelah menunggu 12 tahun. ”Harus selalu memakai kursi roda. Saya berangkat bersama suami,” tuturnya.
Sebanyak tiga kloter jemaah haji embarkasi Surabaya berangkat ke Tanah Suci kemarin. Mereka berasal dari Bangkalan, Surabaya, dan Madiun. Total ada 1.335 jemaah yang terbang kemarin.
Khofifah mengingatkan agar para jemaah menjaga kesehatan. Ada informasi dari Kementerian Kesehatan terkait varian Covid-19 MERS yang harus diwaspadai. Khofifah mengingatkan agar jemaah selalu memakai masker. ”Tadi saya komunikasi dengan dokter karena ada yang menurut saya perlu pendampingan. Saya juga koordinasikan dengan Dirut RSU Haji untuk pemberian obat bagi yang sakit,” kata Khofifah.
Tenaga Ahli Menteri Agama RI H. Hasanuddin Ali meminta jemaah tak terlalu memaksakan beraktivitas. Termasuk beribadah sunah. Terlebih dengan kondisi cuaca di Arab Saudi yang saat ini berkisar 40–45 derajat Celsius. (jpg)