MAMUJU, RADARSULBAR.CO.ID – Pelayanan fasilitas kesehatan pengguna JKN diharapkan mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh pesertanya.
Hal ini juga telah dirasakan Desi (40), seorang Ibu rumah tangga yang saat ini harus mendampingi ibunya setelah berjuang melakukan operasi histerektomi. Histerektomi merupakan prosedur operasi untuk mengangkat rahim.
“Baru saja ibu saya selesai menjalani operasi Histerektomi untuk melakukan pengangkatan rahim. Alhamdulillah berjalan lancar dan proses adminisitrasinya tidak susah. Makanya kami sangat nyaman memanfaatkan kartu BPJS dalam setiap kali berobat,” ungkap Desi, (24/03).
Desi menyampaikan bahwa Ibunya memiliki penyakit turun peranakan atau prolaps uteri yang merupakan kondisi ketika rahim turun hingga menonjol keluar vagina.
Kondisi ini terjadi akibat melemahnya otot dan jaringan di sekitar panggul sehingga tidak mampu menyangga rahim. Karena menurutnya penyakit yang dialami Ibunya telah menunjukkan gejala yang berat ditambah lagi ibunya sudah berusia renta oleh karena itu dokter segera melakukan tindakan operasi.
“Sebenarnya gejala penyakit ibu saya sudah cukup lama, mulai dari rasa tidak nyaman saat berjalan, sembelit, nyeri panggul, bahkan hingga jaringan rahim sudah ada yang menonjol. Oleh karena itu kami segera membawa ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan medis yang terbaik,” jelasnya.
Desi mengakui dirinya beserta keluarga adalah bukan warga Mamuju, tapi lebih nyaman berobat di Kabupaten Mamuju dikarenakan jarak tempuh dari wilayahnya ke Rumah Sakit Kabupaten Mamuju lebih dekat dibanding ke Rumah Sakit daerah setempatnya, Oleh karena itu dirinya memutuskan untuk berobat ke Kabupaten Mamuju.
“Sudah dua hari kemarin datang ke rumah sakit di Mamuju, alhamdulillah langsung dilayani dan bisa langsung dilakukan tindakan operasi. Kami sendiri tinggal di Tubo, Sendana, Kabupaten Majene. Dikarenakan jarak ke Rumah Sakit Mamuju lebih dekat dari pada saya ke Rumah Sakit Majene, makanya kami memutuskan ke rumah sakit di Mamuju,” ceritanya.
Selama dirinya menjadi peserta JKN, tidak pernah kecewa dengan pelayanannya. Ia bercerita ketika dirinya harus dibawa ke rumah sakit dikarenakan sakit mag. Desi sudah tak terlalu khawatir lagi akan biaya pengobatan, sebab semuanya telah dijamin BPJS Kesehatan melalui Program JKN.
“Saya dulu pernah sakit mag, dan ketika diperiksa mesti dirujuk ke rumah sakit, tanpa berpikir panjang saya langsung menggunakan kartu BPJS agar tidak perlu khawatir lagi masalah biaya pelayanan kesehatan,” lanjutnya.
Saat ini, ia sudah tak melihat lagi adanya perbedaan pelayanan di rumah sakit, baik mereka yang merupakan pasien umum maupun peserta JKN. Menurutnya semua disetarakan walaupun menggunakan kartu JKN ataupun pasien Non JKN. Kenyataannya di lapangan pun banyak peserta JKN yang merasakan hal yang sama.
“Pengalaman saya waktu itu, saya melihat baik petugas di puskesmas dan petugas di rumah sakit yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan tidak membeda-bedakan antara pasien umum ataupun peserta JKN, serta obat yang diberikan pun juga sangat manjur,” ungkapnya.
Ia berharap semoga Program JKN akan selalu ada dan hadir ditengah-tengah banyak orang yang mengalami gangguan kesehatan. Menurutnya sudah tidak perlu lagi adanya perubahan-perubahan yang tidak diperlukan, selama masyarakat puas maka program itu hanya perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
“Kami berterima kasih kepada BPJS Kesehatan melalui program ini, semoga terus hadir di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan bantuan kesehatan. Yang bagus dipertahankan dan yang kurang-kurang sedikit diperbaiki saja, tidak perlu mengubahnya,” tutupnya. (*)