POLEWALI, RADARSULBAR.CO.ID — Hujan deras yang terus mengguyur sejak sepekan terakhir membuat murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 057 Pappandangan Kecamatan Anreapi terpaksa diliburkan. Sejumlah ruangan kelas tertimbun material longsor.
Setahun lalu, sekolah ini mengalami hal yang sama terkena longsor. Tetapi rencana relokasi sekolah belum juga dilakukan hingga saat ini.
Pekan lalu kembali diterjang bencana, halaman hingga ruang kelas material longsor berupa batu dan tanah. Bahkan beberapa ruang kelas belajar tertimbun hingga setinggi dua meter.
Ruang kelas porak poranda, demikian juga halaman sekolah yang banyak dipenuhi material longsor seperti tanah, bebatuan sehingga bangunan sekolah tidak memungkinkan untuk di tempati proses belajar dan mengajar.
Guru dibantu muridnya memindahkan inventaris sekolah yang selamat dari banjir. Mereka memindahkan meja dan kursi yang terendam banjir ke lokasi yang lebih aman.
Kepala Sekolah SDN 57 Pappandangan, Bernadus mengatakan hujan deras terjadi, Selasa 16 Mei lalu mengakibatkan air dari hulu menerjang bangunan sekolah dan pemukiman masyarakat.
“Bangunan sekolah terdampak banjir dan longsor dikarenakan posisi sungai lebih di atas dari pada halaman sekolah. Sehingga pada saat air meluap langsung masuk ke ruangan, bahkan tembus ke halaman sekolah dan ruangan kelas lainnya,” kata Barnadus saat ditemui Jumat (19/5) lalu.
Menurutnya kondisi sekolahnya saat ini sudah tidak layak lagi digunakan lantaran beberapa ruang kelas tertimbun material seperti batu dan tanah, bahkan sejumlah ruang kelas juga masih terendam air.
“Ada enam ruang kelas satu ruangan perpustakaan yang tertimbun material batu dan pasir ada dua ruangan. Sementara ruang kelas yang terendam banjir ada tiga ruang,” terang Bernadus.
Sejak Selasa pekan lalu, murid di sekolah ini telah diliburkan mengingat kondisi sekolah masih terendam banjir.
“Sementara anak-anak kita liburkan sejak selasa sampai hari ini anak-anak belum sekolah. Kami akan segera melakukan rapat dengan warga dan komite seperti apa selanjutnya proses belajar mengajar dilakukan apakah belajar di sekolah atau di rumah warga,” jelasnya. (arf/mkb)