MAMUJU, RADARSULBAR.CO.ID -Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kian melekat dihari masyarakat. Hal tunjuga diakui salah seorang kepala desa Karampuang, Hadiah.
Diketahui Desa Karampuang sendiri, kepesertaan JKN sudah mencapai 97,1 persen masyarakat terdaftar pada Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dengan tingkat keaktifan peserta 93,37 persen. Hal tersebut bisa terjadi berkat kegigihannya dalam memberikan dorongan kepada masyarakat untuk mengikuti program mulia ini.
“Program JKN yang diselenggarakan BPJS Kesehatan sudah melekat di hati saya sebagai layanan kesehatan yang sangat membantu masyarakat. Maka dari itu setiap hari disampaikan ke masyarakat harus mendaftar program ini, karena BPJS Kesehatan ini adalah hatinya kesehatan,” ungkap Hasdiah saat dikunjungi di Balai Desa Karampuang, Mamuju 02 Februari 2023.
Menurutnya, butuh waktu yang tidak sebentar untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat desa agar tergabung dalam program JKN, karena kesehatan bagi warga Karampuang hanya dianggap sebagai pilihan kedua setelah pilihan utama adalah bagaimana mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Memang harus ada kesadaran masyarakat terlebih dahulu untuk mengikuti program JKN, karena apabila masyarakat sudah sadar, maka dengan sendirinya akan mengikuti program ini tanpa diperintahkan lagi. Tapi butuh sosialisasi yang berkelanjutan untuk memberikan kesadaran itu,” lanjutnya.
Pengalaman memperoleh jaminan penuh juga dirasakannya saat anaknya jatuh sakit hingga harus rawat inap di Rumah Sakit. AI pun menjelaskan apabila masyarakat berobatnya sesuai prosedur dan atas dasar indikasi medis, tentu layanan yang di dapatkan akan mudah, nyaman dan tanpa iur biaya.
“Anak saya pernah sakit asam lambung hingga harus rawat inap di Rumah Sakit Mitra Manakarra Mamuju. Pelayanannya cukup baik dan tidak ada iur biaya setelah sembuh. Jadi saya bisa membuktikan sendiri yang dikatakan kebanyakan orang ada iur biaya, padahal apabila sesuai prosedur tidak ada yang namanya iur biaya,” jelas Hasdiah.
Berbeda halnya sang anak, Hasdiah mengakui belum pernah mengalami sakit sampai harus menggunakan kartu JKN. Tapi menurutnya walaupun rutin bayar iuran JKN, ia mengakui tidak merasa dirugikan. Justru ia sangat senang dapat membantu banyak orang yang membutuhkan layanan pengobatan berkat iuran yang sudah ia bayarkan.
“Alhamdulillah kalau saya sendiri belum pernah sakit, tapi menurut saya dengan rutin membayar iuran dari pemotongan gaji saya itu akan sangat bermanfaat bagi para peserta yang membutuhkan, sangat membantu bagi sesama,” tambahnya.
Terdaftar sebagai Pekerja Penerima Upah (PPU) perangkat Desa, Hasdiah mengaku lebih nyaman dengan kepesertaan ini, karena tanpa harus takut terlupa untuk membayarkan iurannya karena sudah terpotong otomatis melalui Pemerintah Kabupaten Mamuju melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
“Beruntungnya iuran saya biasanya sudah terpotong otomatis oleh Dinas PMD dan BPKAD Mamuju yang rutin dibayarkan. Jadi saya tidak perlu khawatir untuk terlupa dalam pembayaran,” ungkapnya.
Mengakhiri pertemuan dengan Tim Jamkesnews, ia menyampaikan harapannya terhadap peserta JKN yang masih mempunyai kewajiban dalam hal tunggakan agar segera melunasi. Ia mengakui yang namanya sakit bisa datang sewaktu-waktu dan tidak bisa diprediksi.
“Jangan sampai nanti setelah sakit baru ingat kalau ada tunggakan iuran JKN. Kalau begitu malah lebih repot, bahkan menumpuk, sehingga lebih banyak lagi yang harus kita bayarkan. Selain tunggakan iuran itu sendiri, pasti akan ada denda layanan apabila mengakses layanan rawat inap. Jadi pastikan setelah terdaftar, wajib untuk membayarkan iurannya tepat waktu,” tutupnya.(*)