JAKARTA, RADARSULBAR.CO.ID – Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman memproyeksikan Bank Indonesia (BI) akan melonggarkan kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 5 persen pada akhir tahun 2023.
Helmi menjelaskan, penurunan suku bunga tersebut tidak sekaligus. Melainkan akan dilakukan secara bertahap mulai dari kuartal II/2023 dengan tiap bulannya turun sebesar 0,25 basis poin (bps) dari 5,75 persen pada
“Penurunan suku bunga dilakukan secara gradual (bertahap) sebanyak 3 kali, masing-masing sebanyak 0,25 persen ya,” ungkapnya kepada awak media di kawasan SCBD Senayan, Jakarta, Senin (15/5).
Helmi menyampaikan penurunan suku bunga acuan tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Dari sisi eksternal diperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) mulai menghentikan tren kenaikan suku bunga acuran seiring melambatnya laju inflasi.
“Kalau kita lihat tiga bulan ke depan (suku bunga acuan) The Federal Reserve sudah akan mencapai puncaknya. Prediksi pasar bulan Juni nggak naik lagi. Tapi kita lihat nanti,” jelasnya.
Bersamaan dengan itu, Helmi juga memprediksi bahwa laju inflasi di Indonesia diyakini terus mengalami tren penurunan dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini diyakini menjadi pertimbangan utama Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan menjadi 5 persen.
“Dan di kuartal III-2023 inflasi domestik itu akan kembali turun perkiraan kami September balik ke 3 persen,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7 Days Repo Rate di level 5,75 persen per April 2023. Hal tersebut sebagaimana telah diputuskan dalam kesepakatan Rapat Dewan Gubernur (RDG), hari ini, Selasa (18/4).
Tak hanya suku bunga acuan, Gubernur BI Perry Warjiyo juga mengatakan bahwa BI turut mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50 persen.
Perry menjelaskan, keputusan ini tetap konsisten sesuai dengan stance kebijakan moneter pre-emptive dan forward looking untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan. (jpg)