POLEWALI, RADARSULBAR.CO.ID –Jalan Poros Polewali-Mamasa yang berada di Desa Kelapa Dua Kecamatan Anreapi rusak parah. Kondisi jalan sudah lama rusak tanpa ada perhatian dari pemerintah untuk memperbaikinya.
Kesal jalan penghubung dua kabupaten ini rusak parah, warga Kelapa Dua melakukan aksi tanam pisang di tengah jalan sebagai bentuk protes tak kunjung diperbaiki jalan tersebut, Jumat 12 Mei. Sekira tiga kilometer jalan Poros Polewali-Mamasa mulai dari Dusun Kelapa Dua hingga perbatasan kabupaten ditanami pisang.
Puluhan batang pisang ditanam di jalan yang berlubang, kondisi ini menjadi perhatian bagi warga yang melintas baik menuju Kabupaten Mamasa maupun sebaliknya dari Mamasa ke Polewali.
Salah seorang warga Kelapa Dua, Alfian mengaku aksi ini dilakukan masyarakat karena merasa kecewa terhadap pemerintah khususnya Balai Pekerjaan Umum (PU) yang menangani jalan tersebut yang tak kunjung melakukan perbaikan.
“Jalan ini sudah bertahun tahun rusak tapi tak ada perhatian sama sekali. Pernah dibenahi tapi itu hanya tambal sulam jalan yang berlubang. Sehingga saat musim hujan lagi kembali rusak. Kondisi jalan sangat memprihatinkan karena sudah banyak kubangan,” tutur Fian saat dihubungi, Jumat malam, 12 Mei 2023.
Kondisi jalan yang rusak mulai di Kabulingan Pokko perbatasan Kelurahan Anreapi dengan Kelapa Dua hingga perbatasan Kabupaten Polman dengan Mamasa di Pasapa. Ia berharap pemerintah segera membenahi jalan penghubung antar dua kabupaten tersebut khususnya di Kelapa Dua.
Salah seorang warga Mamasa, Frendy yang sering melintasi jalan tersebut juga mengaku kondisi jalan Poros Polewali-Mamasa di Kelapa Dua memang rusak parah. Banyak kubangan dan aspalnya sudah banyak yang lepas karena sudah lama tak dibenahi.
“Kondisi jalan yang rusak rentan terjadi kecelakaan lalulintas. Apalagi jalan ini menghubungkan dua kabupaten yang sering dilewati pasien rujukan dari Mamasa ke Polewali. Bisa bisa kalau pasien rujukan itu ibu hamil melahirkan di jalan. Kami berharap pemerintah segera membenahi jalan tersebut jalur distribusi kebutuhan sehari hari masyarakat Mamasa,” terang Frendy. (mkb/jaf)