MAMUJU, RADARSULBAR.CO.ID – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulbar memperkirakan perputaran uang di Sulbar terus meningkat. Melebihi target sebelumnya, Rp 602 miliar.
Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulbar, Gunawan Purbowo saat menjelaskan progres program penukaran uang jelang lebaran.
Perputaran uang, kata dia, juga dilihat dari angka penukaran uang. Sampai kemarin telah mencapai Rp 375 miliar di seluruh wilayah Sulbar. Pihak BI sendiri menyiapkan Rp 602 miliar.
“Jadi sudah kurang lebih 62 persen penukaran uang, uang paling diminati pecahan Rp 2 ribu dan Rp 5 ribu,” kata Gunawan, Senin 17 April 2023.
Menurut dia, perputaran uang pada Idul Fitri tahun ini akan lebih besar dari sebelumnya. Pasalnya masyarakat saat ini mulai dibolehkannya mudik lebaran setelah tertahan akibat pandemi.
Pihaknya pun akan memperpanjang masa penukaran uang hingga 18 April. Dari 34 loket yang disiapkan, seluruhnya diminati masyarakat.
“Tahun ini pergerakan mudik lebih besar sehingga kebutuhan uang tunai juga besar. Penukaran uang akan kita maksimalkan,” terang Gunawan.
Penukaran uang juga merupakan bagian dari Semarak Rupiah berkah Idul Fitri (Serambi) 2023 yang digulirkan pihak BI sejak 23 Maret, lalu.
Menurut Kordinator Penukaran Uang BI, Iksan, seluruh piha perbankan di Sulbar sudah mengambi kebutuhan penukaran uang yang diperlukan untuk dua hari terakhir ini.
“Hari ini (kemarin,red) kita sudah serahkan sekitar Rp 200 miliar untuk bank untuk persiapan liburan. Dan besok (hari ini,red) juga akan disalurkan lagi Rp 100 miliar,” tandasnya.
Hingga lebaran nanti inflasi Sulbar diperkirakan aman. Itu setelah pihaknya bersama stakeholder terkait melakukan pemantauan terkait kondisi pangan di lapangan.
“Inflasi juga kan kita sudah berada di kondisi terendah secara nasional. Inflasi Maret kemarin itu di angka 3,89 persen. Untuk di bulan ini kita harapkan tetap terkendali,” jelas Kepala BI Sulbar Gunawan Purbowo.
Ia pun berharap, seluruh pihak dapat terus bekerja agar dapat menahan dan mengendalikan inflasi secara maksimal.
“Untuk ramadan ini hasil monitoring itu hampir terjaga hanya beberapa komoditas yang mengalami kenaikan, seperti ayam. Kita sudah meminta pihak terkait untuk melakukan pengendalian, seperti gelar pasar murah,” kata Gunawan Purbowo.
Dia menambahkan, BI juga terus mendorong transaksi menggunakan Qris sebagai bagian dari digitalisasi keuangan.
“Secara data pengguna dan transaksi meningkat, untuk pengguna di pedagang UMKM ada 61 ribu. Dan transaksinya terus meningkat,” ujarnya. (se)