MAMUJU, RADAR SULBAR – Nurlaela Mahyudin (46), seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di Radio Republik Indonesia (RRI) Mamuju sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Ia mengaku telah lama mengakses layanan kesehatan melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak suaminya melakukan perawatan penyakit diabetesnya sejak 10 tahun yang lalu.
“Kalau dengan BPJS Kesehatan saya sudah hapal pelayanannya. Karena sudah sejak suami sakit gula dulu sudah menggunakan layanan dari BPJS Kesehatan. Sampai sekarang pun kalau mau berobat juga masih kami gunakan,” ungkapnya, Senin (10/04).
Saat ditemui di tempat kerjanya, Nurlaela menceritakan pengalamannya saat suaminya mengakses layanan, mulai dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) hingga pelayanan di rumah sakit, ia menilai dari tahun ke tahun semakin memuaskan.
“Saya ingat betul dulu harus mengantre apabila mau berobat ke puskesmas ataupun ke rumah sakit, tetapi saat ini layanannya semakin berkembang. Hanya cukup menggunakan HP, sekarang daftar besok bisa dilayani lebih cepat karena sudah dapat nomor antrean,” ceritanya.
Selain digunakan untuk pengobatan suaminya, kartu JKN yang ia dapatkan dari tempat kerjanya juga digunakan untuk pengobatan anaknya yang saat ini sedang menjalani pengobatan kelenjar getah bening. Setelah menjalani pemeriksaan, dokter didiagnosa benjolan besar di leher bagian kiri anaknya ini adalah kanker kelenjar getah bening kategori jinak.
“Saat ini anak saya masih proses pengobatan kelenjar getah bening yang ada pada lehernya. Walaupun sering bolak-balik ke rumah sakit tapi pengobatannya alhamdulillah semakin membaik. Dalam pelayanannya pun anak saya menjelaskan bahwa saat ini lebih mudah karena sudah ada Aplikasi Mobile JKN,” jelasnya.
Sempat dalam hati, ia bertanya-tanya tentang manfaat Aplikasi Mobile JKN. Suaminya menggunakan, anaknya juga menggunakan. Hingga akhirnya diajarkan anak saya untuk menggunakan Aplikasi Mobile JKN. Akhirnya ia pun mengetahui penggunaan Aplikasi Mobile JKN yang dinilainya memang benar bermanfaat dalam mengakses layanan kesehatan di manapun berada.
“Kebetulan anak berada di Kota Makassar, dan sebelumnya suami juga sempat merantau ke Kalimantan, oleh karena itu kami jarang bertemu. Hingga akhirnya sekarang suami dan anak sudah berkumpul kembali dan saya langsung diajarkan menggunakan aplikasi tersebut,” ujarnya.
Dari pengalamannya ini, Nurlaela pun mengakui pentingnya memiliki kartu JKN. Bahkan, ia mengatakan kartu JKN akan selalu digunakan ketika sakit. Untuk itu ia ingin agar kepesertaan JKN terus aktif walaupun ketika dirinya nantinya sudah pensiun.
“Kita tidak tahu kapan penyakit akan datang. Dengan apa yang sudah saya dapatkan dari BPJS Kesehatan, saya harus sadar bahwa begitu pentingnya Program JKN ini untuk masyarakat. Apalagi pelayanannya dari tahun ke tahun semakin bagus,” ungkapnya
Nurlaela berharap pemerintah dapat selalu mendukung Program JKN agar dapat berjalan semakin baik dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Meski demikian, ia mengingatkan agar masyarakat perlu membayar iuran tepat waktu, agar layanan kesehatan semakin lebih baik. Dengan sistem gotong royong, masyarakat yang sakit dapat menggunakan fasilitas kesehatan sepenuhnya tanpa memikirkan biaya tambahan berobat. Sementara itu bagi masyarakat yang tidak sakit dapat membantu masyarakat yang sakit untuk mengakses pelayanan kesehatan.
“Jujur saja, kami sekeluarga sangat puas dengan pelayanan BPJS Kesehatan. Besar harapan saya untuk BPJS Kesehatan dapat senantiasa membantu pelayanan kesehatan masyarakat khususnya bagi masyarakat kalangan menengah kebawah. Semoga BPJS Kesehatan selalu hadir bagi masyarakat dan manfaatnya terus dirasakan bagi masyarakat,” tutupnya. (PN/af)